Atasi Dampak Coronavirus, IMF Gelontorkan Pinjaman $ 491,5 Juta Untuk Uganda

Binsar

Thursday, 07-05-2020 | 09:09 am

MDN
Ilustrasi [ist]

Kampala, Uganda, Inako

Pejabat IMF, Rabu (6/5) mengatakan, Uganda akan menerima pinjaman darurat senilai $ 491,5 juta dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu melindungi ekonominya dari dampak COVID-19.

Pandemi coronavirus mengakibat sejumlah sektor utama ekonomi Afrika Timur seperti pariwisata mengalami pukulan berat dan berada di ambang kehancuran.

"Kondisi ekonomi yang melemah yang berasal dari pandemi Covid-19 telah memberikan tekanan signifikan pada pengumpulan pendapatan, pengeluaran, cadangan dan nilai tukar, menciptakan kebutuhan keuangan eksternal dan fiskal yang sangat besar," kata IMF dalam sebuah pernyataan.

Presiden Yoweri Museveni [ist]

 

"Dukungan keuangan darurat IMF di bawah Fasilitas Kredit Cepat, bersama donor tambahan diharapkan dapat membantu mengkatalisasi dan membantu menjaga keseimbangan neraca pembayaran dan dukungan anggaran Uganda yang mendesak."

Kementerian Keuangan memproyeksikan cadangan devisa negara tersebut akan menurun setara dengan impor 3,5 bulan dari nilai 4,2 bulan karena ekspor merosot akibat pandemi global.

 

Baca Juga: Bocah Tiga Tahun Dimangsa Macan Tutul di Taman Nasional Uganda

Baca Juga: Ribuan Migran Ethiopia Dideportasi Dari Sejumlah Negara Timur Tengah Karena Coronavirus

Baca Juga: IMF Sebut Pandemi Covid-19 Picu Krisis Ekonomi Global

 

Dalam situs IMF disebutkan, negara-negara yang menerima pinjaman di bawah Fasilitas Kredit Cepat IMF tidak membayar bunga dan memiliki waktu 10 tahun untuk mengembalikan uang tersebut.

Bank sentral Uganda memperkirakan pertumbuhan ekonomi turun menjadi 3% -4% untuk tahun keuangan hingga Juni dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,5% -6%, karena COVID-19 yang memangkas aktivitas di bidang manufaktur, hiburan dan perdagangan.

 

Kasus corona di Uganda sejauh ini tercatat 98 kasus dan tetapi tidak ada kematian. Selama sekitar satu setengah bulan sejak akhir Maret, negara tersebut menerapkan pembatasan sosial paling ketat di Afrika. Akan tetapi, pihak berwenang, pekan ini mulai melonggarkannya secara bertahap setelah Presiden Yoweri Museveni menyatakan virus itu mulai menjinak.

 

KOMENTAR