Australia Mulai Khawatir, Cadangan Minyak Makin Tipis Gegara Konflik di Timteng

Camberra, Inako
Konflik terbuka di Timur Tengah (Timteng) pasca penyerangan terhadap dua fasilitas minyak Arab Saudi yakni kilang minyak Saudi Aramco yang dilakukan oleh pemberontak Yaman Houthi dukungan Iran tidak hanya meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut, tetapi juga mengganggu pasokan minyak dunia.
Australia merupakan salah satu negara yang paling merasakan dampak dari konflik tersebut. Seperti diketahui hampir 90 persen BBM di Australia diimpor dari Timur Tengah. Diperirakan cadangan BBM di Australia akan habis digunakan dalam waktu tiga minggu. Ini tentu sebuah keadaan yang sangat mengkhawatirkan, karena Australia akan mengalami masalah besar bila stok BBM habis.
"Bila ada masalah besar, pasokan dan cadangan BBM sangat kecil dan pemerintah sendiri tidak memiliki cadangan minyak sama sekali," kata Marsekal Udara Purnawirawan John Blackburn kepada ABC.
Sebagai perwira yang pernah menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Australia, John Blackburn sudah melakukan tiga penelitian mengenai keamanan pasokan BBM Australia.
"Pasokan BBM hanya cukup untuk pemakaian segera saja," katanya.
Menurut Blackburn, dalam waktu seminggu saja pasok BBM akan habis bila pasokan dari Timur Tengah terputus. Angka dari pemerintah Australia sendiri mengukuhkan hal tersebut.
Dalam kajian terbaru mengenai keamanan pasok BBM, Departemen Lingkungan dan Energi Australia mengatakan cadangan BBM yang dimiliki Australia adalah 18 hari untuk bensin, 22 hari untuk diesel dan 23 hari untuk avtur (bahan bakar untuk pesawat).
TAG#BBM, #Australia, #Pasokan Minyak, #Timur Tengah
190215811

KOMENTAR