Cuaca Dingin AS Picu Kenaikan Harga Minyak

Jakarta, Inakoran
Harga minyak mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan Rabu, 8 Januari 2025. Pada pukul 06.14 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2025 di New York Mercantile Exchange tercatat berada di angka US$ 74,67 per barel, meningkat 0,56% dari harga sebelumnya yang berada di level US$ 74,25 per barel. Kenaikan ini mencerminkan sejumlah faktor yang mempengaruhi pasar minyak global, terutama cuaca ekstrem yang melanda Amerika Serikat.
Salah satu pendorong utama kenaikan harga minyak saat ini adalah cuaca dingin yang melanda AS. Dengan suhu yang turun drastis, permintaan untuk bahan bakar pemanas meningkat, sehingga memperbesar kebutuhan akan minyak.
Cuaca dingin ini tidak hanya meningkatkan konsumsi energi, tetapi juga menimbulkan risiko pembekuan di area-area produksi, yang dapat mengganggu pasokan minyak ke pasar.
BACA JUGA:
Harga Emas Antam Naik Rp 6.000: Rabu, 8 Januari 2025
Rekomendasi Saham Pilihan: Rabu, 8 Januari 2025
Harga Minyak Dunia Kembali Tertekan: Dampak Melemahnya Ekonomi Jerman dan AS
Harga Minyak Dunia Lesu: Permintaan China Masih Lemah
Mengutip data dari Bloomberg, harga minyak berhasil bertahan di atas level US$ 74 per barel, didorong oleh permintaan yang meningkat akibat cuaca dingin tersebut. Dalam situasi ini, para analis memperkirakan bahwa ketahanan harga minyak akan terus terjaga, setidaknya dalam jangka pendek, selama cuaca ekstrem berlanjut.
Selain faktor cuaca, ada pula tanda-tanda bahwa keseimbangan pasokan dan permintaan di pasar minyak, terutama di Timur Tengah, semakin ketat. Dalam beberapa pekan terakhir, penyuling di China mulai mencari alternatif minyak mentah dari negara lain, mengingat mereka mengurangi ketergantungan pada minyak mentah Iran dan Rusia. Hal ini menunjukkan pergeseran dinamika perdagangan minyak global, yang dapat lebih lanjut mempengaruhi harga.
Pasar minyak mentah di awal tahun 2025 menunjukkan performa yang cukup kuat. Tamas Varga, seorang analis di pialang PVM, mengungkapkan bahwa meskipun ada kemungkinan penguatan harga lebih lanjut jika suhu beku terus berlanjut, perubahan sentimen pasar yang tiba-tiba dapat menunjukkan bahwa reli harga yang berlarut-larut sulit untuk dipertahankan tanpa adanya perubahan mendasar pada prospek ekonomi global atau neraca minyak.
Dengan demikian, meskipun faktor cuaca dan perubahan dalam permintaan pasar saat ini mendukung kenaikan harga minyak, investor dan pelaku pasar harus tetap waspada terhadap potensi perubahan mendasar yang bisa mempengaruhi arah pergerakan harga minyak di masa depan.
KOMENTAR