Curhat Pedagang di Pasar Kebayoran Lama: Ditantang oleh Covid dan Harga yang Tak Menentu

Saverianus S. Suhardi

Thursday, 02-06-2022 | 19:15 pm

MDN
Curhat Pedagang di Pasar Kebayoran Lama: Ditantang oleh Covid dan Harga yang Tak Menentu [ist]

 

 

Jakarta, Inako

Seorang pedagang sayuran di Pasar Kebayoran Lama yang bernama Rukilah telah berjualan selama 20 tahun.

Rukilah mengungkapkan, salah satu tantangan yang dihadapinya saat ini adalah harga yang tidak menentu.

Menurut pengakuannya, saat lebaran pada bulan lalu, harga-harga barang masih tidak terlalu mahal. Namun, usai lebaran, harga-harga barang teruatama bahan-bahan kebutuhan pokok serentak naik.


Baca juga: Prabowo Persilahkan Anak Muda Tawarkan Diri di Pilpres 2024


 

“Harganya mahal semua sekarang. Cabe, bawang, sayur semuanya mahal. Habis lebaran ini harga naik. Lebaran mending masih murah, sekarang habis lebaran malah mahal-mahal,” ungkap Rukilah kepada GarvitaTv pada Kamis (2/6/2022).

Kenaikan harga tidak saja membuat pembeli kesulitan, tetapi juga membuat penjual kewalahan.

Selain itu, Rukilah mengungkapkan pandemi Covid-19 juga mempengaruhi pendapatan pedagang. Sebelum pandemi muncul, pasar tampak ramai dan pembeli pun banyak.

Namun, keadaan berubah semenjak adanya Covid-19 karena jumlah pembeli mengalami penurunan dan hal itu mempengaruhi pendapatan para pedagang.

Namun, demi memenuhi kebutuhannya sendiri dan anaknya, Rukilah tetap berjualan. Dia mengaku, hasil penjualannya itu bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Lebih lanjut Rukilah menambahkan, dirinya berjualan sayur dari jam enam pagi dan sudah berada di rumah saat maghrib.

Dia menjual di tempat yang sama setiap hari dan membayar sewa tempat tersebut sebasar Rp 20 ribu per hari. Selain itu, dia juga membayar uang kebersihan sebanyak Rp lima ribu per harinya.

Rukilah juga menceritakan, menjadi seorang pedagang membuatnya bisa bertemu dan berkenalan dengan banyak orang.

Namun, dia mengaku, dulu dirinya kesulitan berjualan terutama karena harus berurusan dengan petugas keamanan. Pasalnya, lokasi jualannya itu sempat dilarang.

Dia dan para pedagang yang lain pun membuat perkumpulan yang disebut IKAPI (Ikatan Pedagang Kaki Lima). Karena IKAPI selalu berkomunikasi dengan jajaran pemerintahan, mereka kini merasa aman berjualan di tempat tersebut.

 

 

KOMENTAR