Defisit Transaksi Berjalan di Kuartal II-2018 Diperkirakan Makin Besar

Sifi Masdi

Tuesday, 10-07-2018 | 16:21 pm

MDN
Gubernur BI Perry Warjiyo [ist]

Jakarta, Inako

Defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) Indonesia diperkirakan akan melebar pada kuartal kedua tahun ini. Namun Bank Indonesia (BI) menegaskan, kondisi tersebut belum menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia overheating.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, neraca perdagangan pada Juni 2018 akan mencatat surplus sekitar US$ 900 juta. Walhasil, neraca perdagangan kuartal kedua 2018 akan defisit US$ 790 juta, lebih tinggi dari kuartal pertama yang hanya sebesar US$ 450 juta. Defisit ini tentu akan berdampak pada pelebaran defisit transaksi berjalan.

Namun, Perry mengatakan, pelebaran CAD tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, "Kalau kuartal kedua secara musiman defisit transaksi berjalan agak lebih tinggi dari triwulan pertama. Tetapi secara tahunan, triwulan tiga dan empat akan menurun sehingga keseluruhan tahun akan di bawah 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB)," katanya, Senin (9/7).

Sementara Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara memperkirakan, CAD kuartal kedua tahun ini bisa melebihi level 2,5% dari PDB, melebar dari kuartal pertama yang hanya 2,1% dari PDB. Namun, Mirza optimistis, hingga akhir tahun CAD masih akan ada di bawah level 3% dari PDB.

Biarpun CAD diperkirakan melebar pada kuartal kedua tahun ini, namun Mirza mengatakan, kondisi ini tidak sama dengan semester pertama tahun 2013 silam. Saat itu, pertumbuhan impor tinggi, pertumbuhan kredit juga tinggi di atas 20%, dan harga-harga properti juga tinggi.

 

KOMENTAR