Demonstrasi Sulit Dihentikan, Hong Kong Di Ambang Resesi

Binsar

Wednesday, 30-10-2019 | 10:05 am

MDN
Hong Kong bakal mengalami resesi ekonomi yang hebat sebagai dampak dari situasi politik yang kian tidak menentu di negara itu. [ist]

Hong Kong, Inako

Dampak demonstrasi tanpa henti yang melanda Hong Kong selama lima bulan belakangan ini, mulai dirasakan negara itu.

Para analis menilsi, jika unjuk rasa itu tidak berhenti, negara kota itu akan mengalami resesi ekonomi yang hebat karena mengalami stagnasi perekonomian akibat situasi politik yang kian tidak menentu di negara itu.

Sebagaimana dilaporkan media internasional, demonstrasi selalu berujung pada kerusuhan. Akibatnya, Jalur transportasi pun terganggu dan hal itu jelas berdampak pada mandeknya proses ekonomi Hong Kong.

Seiring dengan itu, para investor asing pun memilih untuk diam dan menunggu hingga ada kepastian hukum dan masa depan.

Ekonomi Hong Kong semakin tertekan dengan adanya perang dagang antara China melawan Amerika Serikat (AS). Produk domestik bruto hanya naik 0,6% pada kuartal kedua. Bloomberg Economics memprediksi Hong Kong akan mengalami resesi jika kerusuhan terus berlanjut.

Biro perjalanan wisata dari China semakin menjauhi Hong Kong. Cathay Pacific Airways menyatakan penjualan tiket mengalami penurunan sejak Juli lalu dan pemesan tiket semakin sepi. Okupansi hotel juga menurun tajam. Kunjungan ke Disneyland Hong Kong juga mengalami penurun tajam.

Sektor ritel Hong Kong yang sangat vital terhadap perekonomian mengalami penurunan sebesar 23% pada Agustus lalu. Itu menjadi momen terburuk. Bisnis skala kecil dan menengah dilaporkan lebih pesimistis pada Juli lalu hingga kini. Mereka hanya bisa bertahan, tidak bisa melakukan ekspansi apapun.
Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam memperkirakan pusat keuangan Asia itu akan mengalami pertumbuhan ekonomi negatif sepanjang 2019. "Itu disebabkan demonstrasi yang telah berlangsung selama lima bulan," katanya dilansir Reuters.

Untuk memperlambat pelambatan pertumbuhan ekonomi, Lam mengungkapkan pemerintah mengucurkan USD2,6 miliar untuk membantu sektor pariwisata, transportasi, dan ritel. "Kita akan melakukan berbagai langkah nyata," ujarnya tanpa menyebutkan detailnya.

Chan mengungkapkan, Hong Kong pun akan sangat sulit mencapai pertumbuhan ekonomi 0 hingga 1%. "Kemungkinan pertumbuhan ekonomi bisa saja negatif," jelasnya. Itu menunjukkan perekonomi Hong Kong dalam posisi titik nadir

KOMENTAR