Gertak AS, Iran Luncurkan 3 Rudal Presisi Baru

Binsar

Wednesday, 07-08-2019 | 09:15 am

MDN
Iran meluncurkan tiga rudal presisi terbaru dengan klaim untuk mempertahankan diri [ist]

Teheran, Inako

Untuk kesekian kalinya, Iran menunjukkan kepada dunia bahwa negaranya tidak begitu saja menerima perlakuan tidak adil dari negara lain manapun termasuk dari Amerika Serikat sekalipun.

Prinsip itu paling tidak diperlihatkan Teheran saat menantang AS dengan meluncurkan tiga rudal presisi baru pada hari Selasa.

Menurut Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Amir Hatami, peluncuran tiga misil baru itu menunjukkan bahwa negaranya siap mempertahankan diri dengan melawan apa yang dia sebut sebagai "kekejaman dan konspirasi" Amerika Serikat (AS).

Ketiga rudal air-to-air itu masing-masing diberi nama Yasin, Balaban dan Ghaem. Ketiga misil tersebut meruoakan hasil pengembangan yang dilakukan Kementerian Pertahanan dengan Sa Iran, yang juga dikenal sebagai Iran Electronics Industries.

Menteri Hatami memuji peluncuran ketiga misil presisi dan terpandu itu sebagai pencapaian penting kekuasaan dan martabat bagi Republik Islam Iran.

"Ini menunjukkan bahwa terlepas dari kekejaman dan konspirasi Setan Besar Amerika dan tentara bayarannya, kementerian pertahanan tidak akan ragu sejenak untuk membela Republik Islam dan untuk memperluas keamanan," katanya, dikutip kantor berita Fars.

Menurut laporan media Iran tersebut, Yasin adalah rudal cerdas terpandu dengan sayap lipat yang dapat ditembakkan oleh pesawat berawak maupun nirawak pada jarak 50 kilometer (30 mil) dari targetnya.

Sedangkan Balaban yang dipandu oleh GPS dan sensor, dilengkapi dengan sayap lipat dan dapat dipasang di bawah pesawat. Selanjutnya, Ghaem adalah rudal pencari panas yang dapat mencapai jarak 50 sentimeter dari target.

Ketiga senjata itu dipamerkan di tengah-tengah ketegangan antara Iran dengan AS dan sekutunya di Selat Hormuz—koridor penting yang menghubungkan negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah dengan pasar di Asia, Eropa dan Amerika Utara.

Ketegangan muncul setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir tahun 2015 antara Iran dan kekuatan dunia tahun lalu dan mulai meningkatkan kampanye "tekanan maksimum" berupa serentetan sanksi terhadap terhadap Republik Islam Iran.

TAG#Iran, #AS, #Rudal Presisi

190215183

KOMENTAR