Harga Minyak Dunia Stabil Setelah Anjlok Akibat Kenaikan Produksi OPEC+

Sifi Masdi

Wednesday, 07-05-2025 | 09:15 am

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak mentah dunia cenderung stabil pada perdagangan Selasa (6/5), setelah mengalami tekanan hebat pada sesi sebelumnya. Penurunan harga yang terjadi kemarin dipicu oleh keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) untuk mempercepat peningkatan produksi, yang memicu kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan global.

 

Mengutip Reuters, harga minyak Brent naik tipis sebesar 10 sen menjadi US$60,33 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 10 sen menjadi US$57,23 per barel. Kenaikan kecil ini terjadi setelah kedua harga acuan tersebut ditutup pada level terendah sejak Februari 2021 pada perdagangan sebelumnya.

 

Pada Sabtu (4/5), OPEC+ sepakat untuk menambah produksi minyak sebesar 411 ribu barel per hari (bpd) untuk bulan Juni. Ini menjadi bulan kedua berturut-turut kelompok tersebut mempercepat peningkatan produksi. Secara keseluruhan, penambahan produksi pada April, Mei, dan Juni mencapai 960 ribu bpd—atau sekitar 44 persen dari total pengurangan produksi sebesar 2,2 juta bpd yang telah disepakati sejak 2022.

 


BACA JUGA:

Harga Minyak Mentah Kembali Anjlok, Terendah Sejak 2021

Emas Kembali Bersinar, Dolar AS Kehilangan Daya Tarik sebagai Safe Haven

Rekomendasi Saham Pilihan : Rabu (7/5/2025)


 

Di sisi lain, produsen minyak serpih asal AS, Diamondback Energy, memangkas proyeksi produksinya untuk 2025. Perusahaan menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global serta peningkatan pasokan dari OPEC+ telah menekan industri minyak AS ke titik kritis.

 

Situasi ini diperparah oleh kebijakan perdagangan AS yang dinilai dapat menekan permintaan global. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyampaikan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump tengah merancang kebijakan tarif, pemotongan pajak, dan deregulasi untuk mendorong investasi jangka panjang di sektor ekonomi. Ia juga menekankan bahwa pasar keuangan diyakini tetap tangguh menghadapi gejolak jangka pendek.

 

Sementara itu, The Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan dalam pengumuman kebijakan moneter pada Rabu (7/5), di tengah ketidakpastian yang dipicu oleh tensi perdagangan global.

 

 

 

KOMENTAR