Harga Minyak Mentah Stabil dengan Kecenderungan Menguat

Sifi Masdi

Friday, 25-04-2025 | 12:24 pm

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak dunia menunjukkan pergerakan stabil dengan kecenderungan naik pada Kamis (24/4), setelah sebelumnya mengalami penurunan hampir 2 persen.

 

Mengutip laporan Reuters, harga minyak Brent naik tipis sebesar 6 sen atau 0,09 persen menjadi US$66,18 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah AS jenis West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 7 sen atau 0,11 persen menjadi US$62,34 per barel.

 

Penurunan harga pada sesi sebelumnya dipicu oleh laporan bahwa beberapa anggota OPEC+ berencana mengusulkan percepatan kenaikan produksi untuk bulan kedua berturut-turut dalam pertemuan mereka yang dijadwalkan pada Juni mendatang. Wacana ini menimbulkan kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan.

 


BACA JUGA:

Harga Emas Antam Naik Rp 17.000 per Gram: Jumat (25/4/2025)

Harga Minyak Global Anjlok 3%: Dampak  Produksi OPEC+

IHSG Dibuka Menguat 0,51% ke Level 6.647,13


 

Namun, pasar minyak mendapat sedikit angin segar dari prospek dimulainya kembali pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan China. The Wall Street Journal melaporkan bahwa Gedung Putih tengah mempertimbangkan pengurangan tarif terhadap produk China hingga 50 persen untuk membuka jalan bagi negosiasi yang lebih konstruktif.

 

Meski demikian, sikap pemerintah AS tampak belum sepenuhnya sejalan. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa tarif saat ini tidak berkelanjutan dan kemungkinan akan diturunkan, meskipun ia tidak menyebutkan angka pasti. Sebaliknya, Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menegaskan bahwa tidak akan ada pengurangan tarif secara sepihak terhadap barang-barang dari Beijing.

 

Di sisi lain, analis dari Rystad Energy memperingatkan bahwa ketidakpastian dalam hubungan dagang antara AS dan China dapat menekan pertumbuhan permintaan minyak China tahun ini. Proyeksi permintaan diperkirakan turun hingga setengahnya, dari 180 ribu barel per hari menjadi hanya 90 ribu barel per hari.

 

Faktor lain yang turut memengaruhi harga minyak adalah perkembangan pembicaraan nuklir antara AS dan Iran. Putaran ketiga dialog dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini. Jika tercapai kesepakatan, maka pelonggaran sanksi terhadap ekspor minyak Iran berpotensi menambah pasokan global dan menekan harga.

 

Namun, dinamika tetap kompleks. Pada Selasa lalu, AS justru menjatuhkan sanksi baru terhadap sektor energi Iran. Tindakan ini dinilai oleh pihak Iran sebagai tanda kurangnya niat baik dari Washington dalam membangun dialog yang konstruktif.

 

 


 

KOMENTAR