Harga Minyak Terkoreksi 0,4%:  Dampak Kekhawatiran Penurunan Permintaan Global

Sifi Masdi

Tuesday, 29-04-2025 | 10:40 am

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 <

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak mentah kembali melemah pada awal perdagangan Asia, Selasa (29/4), di tengah kekhawatiran menurunnya permintaan global. Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China menjadi faktor utama yang membayangi prospek pasar energi.

 

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent turun sebesar 25 sen atau 0,4%, menjadi US$ 65,61 per barel pada pukul 00.24 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 18 sen atau 0,3%, ke level US$ 61,87 per barel. Sebelumnya, kedua harga acuan ini telah turun lebih dari US$ 1 pada perdagangan hari Senin.

 

Mayoritas ekonom dalam survei Reuters menyatakan bahwa langkah Presiden AS Donald Trump untuk merombak arsitektur perdagangan global melalui pengenaan tarif terhadap seluruh impor AS menimbulkan risiko tinggi bagi perlambatan ekonomi global, bahkan potensi resesi di tahun ini.

 

China, sebagai negara yang paling terdampak tarif tersebut, telah merespons dengan kebijakan serupa terhadap impor dari AS. Perang dagang antara dua konsumen minyak terbesar dunia ini memicu kekhawatiran bahwa pertumbuhan permintaan energi akan melambat.

 

Sebagai dampaknya, sejumlah analis menurunkan proyeksi permintaan dan harga minyak. Barclays, misalnya, memangkas estimasi harga minyak Brent untuk tahun 2025 sebesar US$ 4 menjadi US$ 70 per barel. Revisi tersebut didasari oleh meningkatnya ketegangan perdagangan dan perubahan strategi produksi oleh aliansi OPEC+ yang diperkirakan akan menyebabkan surplus pasokan minyak hingga 1 juta barel per hari tahun ini.

 


BACA JUGA:

IHSG Dibuka Naik 0,54% ke Posisi 6.759,60 : Selasa (29/4/2025)

Harga Minyak Dunia Menguat di Awal Pekan

Harga Emas Spot Terkoreksi pada Awal Pekan Ini


 

Lebih lanjut, beberapa negara anggota OPEC+—yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya—dikabarkan akan menyarankan peningkatan produksi untuk bulan kedua berturut-turut pada pertemuan bulan Juni, menurut sumber Reuters pekan lalu.

 

"Penurunan harga yang signifikan bisa terjadi jika negara-negara pengekspor benar-benar meningkatkan produksi," ujar analis energi Philip Verleger dalam sebuah catatan.

 

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS diperkirakan naik sekitar 500.000 barel dalam pekan yang berakhir 15 April, menurut jajak pendapat awal yang dilakukan Reuters. Perkiraan resmi dari American Petroleum Institute akan dirilis Selasa waktu setempat, diikuti laporan dari Energy Information Administration (EIA) pada hari Rabu.

 

KOMENTAR