Ini Hambatan SBY Berkoalisi dengan Jokowi

Sifi Masdi

Thursday, 26-07-2018 | 09:06 am

MDN
Presiden Joko Widodo dan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono [ist]

Jakarta, Inako

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku telah membangun komunikasi yang intens dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan dalam setahun terakhir SBY sudah lima kali bertemu dengan Jokowi.  Namun, SBY kini merasa ada hambatan bagi Demokrat untuk bergabung dalam koalisi pendukung Jokowi di Pilpres 2019.

Apa saja hambatan tersebut? Seusai bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Rabu (25/7/2018) malam, SBY mengungkapkan secara blak-blakan beberapa hambatan dalam membangun koalisi dengan Jokowi.

SBY mengakui bahwa upaya untuk bergabung dengan Jokowi dimulai pada Oktober 2014. Saat itu, SBY masih menjabat Presiden dan Jokowi menjadi Presiden terpilih. Menurut SBY, dalam pertemuan tersebut, Jokowi bertanya kepadanya, apakah tidak sebaiknya Demokrat berada dalam pemerintahan periode 2014-2019?

"Rasanya, Pak Jokowi, kalau tiba-tiba kami berada di dalam menjadi tidak tepat," ujar SBY menirukan komunikasinya dengan Jokowi dulu. SBY merasa tidak bisa bergabung saat itu lantaran Demokrat tidak mengusung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla dalam Pilpres 2014.

Selanjutnya pertemuan dengan Jokowi semakin intens pada medio 2017. Namun SBY tidak menjelaskan kapan saja pertemuan tersebut dilakukan. Menurut SBY, semangatnya ketika itu adalah Demokrat bisa ikut mengusung Jokowi dalam Pilpres 2019.

"Dengan harapan kalau beliau ditakdirkan Allah SWT kembali (terpilih) dan Demokrat berada di pemerintahan, kita bisa juga berkontribusi dari dalam (pemerintahan) untuk rakyat," ujar SBY.

Komunikasi dengan Presiden Jokowi untuk menjajaki kemungkinan berkoalisi terus berlangsung hingga Mei Mei 2018. SBY mengaku sempat dua kali bertemu Jokowi di Istana Bogor, masih menjajaki peluang Demokrat bergabung dalam koalisi. Setiap bertemu dengan Jokowi, SBY mengaku selalu bertanya, apakah seluruh parpol pendukung bisa menerima jika Demokrat bergabung dalam koalisi?

"Ya, bisa karena presidennya saya," kata SBY menirukan ucapan Jokowi ketika itu.

SBY merasa perlu memastikan hal itu lantaran hubungannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri belum pulih.

"Tapi saya pikir karena yang mengajak pak Jokowi dan kalau Demokrat ada di dalam untuk kebaikan, why not," kata SBY.

Tetapi memasuki bulan Juli 2018, SBY mengaku ada perubahan dinamika. SBY merasa ada hambatan bagi Demokrat untuk merealisasikan dukungannya untuk Jokowi. Salah satu sinyal hambatan yang ditangkap SBY adalah pernyataan pemimpin parpol seusai pertemuan Jokowi dengan enam ketua umum parpol pendukung di Istana Bogor, Senin (23/7/2018) malam.

Pernyataan tersebut intinya, jika ada parpol lain yang ingin bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi, maka harus disepakati oleh semua parpol pendukung. Masalahnya, hubungan SBY dengan Megawati belum pulih.

"Saya ini orang tua. Saya mengerti maksudnya bahwa memang tidak mudah bagi Demokrat untuk berada di dalam," ujar SBY.

 

 

 

KOMENTAR