JIS di Pusaran Politik Jelang Pilpres

Jakarta, Inakoran.com
Tidak jauh dari pemukiman warga yang hidup di di pinggir rel kereta api, berdiri megah stadion yang status ‘standar internasional-nya ramai diperdebatkan, Jakarta International Stadion (JIS).
JIS kini berada di pusaran politik, karena ia diidentikan dengan Anies Baswedan, calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Hal ini tidak bisa dihindari karena JIS memang dibangun ketika Anies memimpin Jakarta.
BACA JUGA: Menanti Pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto
Di banyak kesempatan, Anies tak jarang memamerkan JIS sebagai salah satu pencapaian terbaiknya, persembahannya untuk warga Jakarta. Seperti Anies, para pengikut dan pendukungnya pun berpikiran sama.
Menghadapi Pilpres 2024, JIS menjadi kebanggaan dan senjata kubu Anies. Anies bisa membangun stadion megah di Ibu Kota dan membanggakan warga Jakarta dan bahkan seluruh Indonesia.
Itu menjadi rekam jejak yang luar biasa selama jadi gubenur. Ketika menjadi presiden, Anies bisa melakukan hal yang lebih hebat lagi bagi Indonesia.
Kubu yang tidak mendukung Pak Anies justru berpikir sebaliknya. Apa sih JIS itu, apa yang dibanggakan dari stadion ini?
Piala Dunia U-17 di Indonesia memperkeruh suasana. Turnamen ini awalnya mau diselenggaran di GBK, tetapi bertabrakan dengan jadwal Konser Coldplay.
Akhirnya PSSI memilih sejumlah opsi stadion, termasuk JIS. Namun, setelah melakukan pengecekan, JIS dinyatakan tidak memenuhi standar FIFA, karena kulitas rumputnya, Aksesnya yang susah dan pintu masuknya hanya satu dan ini membahayakan penonton. Itu sebabnya JIS direncanakan bakal direnovasi.
Nah, hal inilah yang kemudian membuat kedua pihak, pendukung dan yang tidak mendukung Anies berdebat sana-sini. Perbedaan kedua kelompok ini semakin diperuncing.
Pendukung Anies menyebut, JIS sudah sesuai standar FIFA. Apalagi stadion ini didesain oleh Buro Happold, perusahaan yang mendesain stadion-stadion kelas dunia.
Kritik PSSI kemudian dilihat sarat dengan kepentingan politik dan ingin mendiskreditkan Anies. Biar Anies kalah di Pilpres.
BACA JUGA: Siapa Tokoh Pilihan Cak Imin untuk Jadi Wakil Prabowo Subianto?
Pihak yang tidak mendukung Anies tentu sependapat dengan pernyataan PSSI. Mereka makin senang setelah Buro Happold membantah JIS didesain oleh mereka.
Apalagi perusahaan yang berbasis di Inggris itu sudah menyatakan, pengerjaan JIS tidak sesuai dengan panduan mereka.
Intinya karya Anies itu dianggap gagal, karena stadionnya tidak memuhi standar FIFA. Walaupun sebenarnya tidak bisa disangkal, mereka memang berniat menyudutkan Anies.
Atau kasarnya kelompok pengkritik ini mungkin berniat ingin menghilangkan jejak Anies.
Tapi kalau boleh jujur, kedua belah pihak ini sama-sama keras kepala sih. Mereka sama-sama mempolitisasi JIS: Yang satu kritik membabi buta, satunya lagi bela mati-matian.
Kubu pengkritik Anies susah sekali mengaku kehebatan Anies membangun JIS, terlepas dari kekurangannya tentu saja. Apa susahnya mengaku saja, misalnya stadion ini megah dan memang itu keberhasilan Anies?
Tapi, namanya politik, masa kehebatan lawan diakui. Bukankah itu bunuh diri politik namanya?
Nah, sebaliknya pendukung Anies juga membela JIS mati-matian. Seolah-olah stadion ini sudah perfect, tidak ada cacat sedikitpun. Sebetulnya, Kalau ada kekurangannya, akui saja.
Misalnya soal akses keluar masuk stadion. Jelas ini kan berbahaya. Apalagi kita memiliki sejarah panjang soal kericuhan di stadion.
Sebaiknya, apa yang kurang perlu diperbaiki sih. Apalagi pemerintah memang berniat meronovasi. Ini kan bukan soal Anies atau siapa gitu. Ini tentang sepak bola Indonesia.
Dan satu lagi, Pak Anies sendiri udah bilang kalau JIS itu milik masyarakat Indonesia. Kalau memang ada yang perlu direnovasi ya lakukan saja.
KOMENTAR