Kemenhub Bantah Tudingan Prabowo Terkait Mark Up di Proyek LRT Palembang

Sifi Masdi

Monday, 25-06-2018 | 17:04 pm

MDN
Ketum Gerindra Prabowo Subianto [ist]

Jakarta, Inako

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan nilai investasi light rail transit ( LRT) Palembang lebih murah jika dibandingkan dengan LRT di Manila Line 1 di Filipina dan LRT Kelana Jaya Line di Malaysia.

Total capex atau belanja modal yang dikeluarkan untuk membangun LRT Kelana Jaya Line adalah sekitar 63 juta dollar AS per kilometer atau sekitar Rp 817 miliar per kilometer (kurs Rp 13.000). Nilai tersebut digelontorkan guna membangun jalur sepanjang 34,7 kilometer, 25 unit stasiun, dan 120 unit kereta.

Kemudian, nilai investasi lebih besar digunakan untuk membangun LRT Manilla Line 1, yakni 77 juta dollar AS per kilometer atau setara dengan Rp 1,004 triliun per kilometer. Biaya tersebut digunakan untuk membangun jalur kereta sepanjang 23 kilometer, 14 unit stasiun, dan 108 unit kereta.

Lantas, bagaimana dengan LRT Palembang? Data Kemenhub menunjukkan, nilai investasi untuk LRT Palembang adalah 37 juta dollar AS per kilometer atau senilai dengan Rp 484 miliar per kilometer. Nilai investasi tersebut digunakan untuk membangun jalur kereta sepanjang 23,4 kilometer, 13 unit stasiun, dan 24 unit kereta.

"Terkait nilai kontrak pembangunan LRT di Indonesia khususnya LRT Palembang yang dinilai relatif besar, dijelaskan bahwa nilai kontrak tersebut bukan merupakan nilai mutlak, tetapi pembayarannya dilakukan berdasarkan realisasi atas pengeluaran kontraktor yang telah diaudit BPKP," tulis Kemenhub, Minggu (24/6/2018).

Data Kemenhub tersebut sekaligus menjawab bantahan terhadap Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang menuduh adanya adanya Mark Up dalam pembangunan LRT Palembang.

Menurut Prabowo, riset indeks pembangunan LRT di dunia menyebutkan biaya pembangunan LRT adalah 8 juta dollar Amerika Serikat (AS) per kilometer. Namun di Indonesia, melebihi jumlah itu.  

Dia mencontohkan, pembangunan LRT Palembang, Sumatera Selatan yang memiliki panjang 24 kilometer. Dana yang dihabiskan untuk proyek tersebut Rp 12,5 triliun. Itu artinya, dana yang dihabiskan untuk membangun LRT Palembang setiap kilometernya mencapai 40 juta dollar.

“Jadi pikirkan saja berapa mark up yang dilakukan pemerintah untuk 1 kilometernya. Jika 8 juta dollar itu saja bisa mendapatkan untung, apalagi 40 juta dollar? Karena saya mengerti hal ini banyak yang membenci saya,” kata Prabowo di Palembang.


 

 

 

KOMENTAR