Kesepakatan Trump dan Kim Jong Un Hilangkan Satu Potensi Konflik di Kawasan

Singapura, Inako
Penandatanganan kesepakatan denuklirisasi antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dalam pertemuan puncak di Hotel Capella, Pulau Sentosa, Singapura, pada 12 Juni 2018 lalu, bisa menghilangkan satu potensi konflik di kawasan. Karena itu, semua pihak, termasuk Asean dan Indonesia harus mendukung kesepakatan tersebut.
Pernyataan ini diungkapkan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya saat menjawab pertanyaan inakoran.com di KBRI Singapura, terkait dampak politik dan ekonomi bagi kawasan dan regional dari kesepakatan kedua pemimpin tersebut. Ia mengatakan ini merupakan sebuah langkah diplomasi, yakni di mana setiap sengketa dapat diatasi melalui jalur dialog dan perundingan. Oleh karena itu semua pihak harus mendukung dialog tersebut.
“Kita melihat pertemuan ini merupakan langkah penting untuk memulai sebuah proses yang baru dan kita harus dukung. Kita yakin segala konflik yang terjadi di kawasan hanya bisa diselesaikan melalui meja perundingan dan dialog yang konstruktif. Kesepakatan ini semakin penting karena kita tahu selama ini Semenanjung Korea merupakan sebuah kawasan yang sangat potensial memunculkan konflik,” kata Dubes Swajaya kepada Inakoran.com di KBRI Singapura, Jumat (15/6/2018).
Menurut Swajaya, perundingan dan negosiasi merupakan langkah awal dalam berdiplomasi. Ia yakin ini merupakan langkah positif, meskipun disadari bahwa pertemuan ini tidak akan menyelesaikan semua persoalan. Oleh karena itu, pertemuan ini harus diikuti oleh proses-proses pertemuan selanjutnya.
“Kita berharap dan berdoa agar kehidupan damai yang sudah dinantikan bertahun-tahun di Semenanjung Korea dapat terwujud. Mudahan-mudahan membuahkan hasil, meskipun banyak pihak masih meragukan pelaksanaan kesepakatan tersebut. Namun saya tetap yakin bahwa kesepakatan damai ini bisa menghilangkan satu potensi konflik kawasan dan membuat negara-negara di kawasan, termasuk Indonesia, merasa aman,” tegas Swajaya.
Swajaya menambahkan, selain politik, kesepakatan ini juga berdampak pada bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi, terangnya, hanya akan berjalan dengan baik kalau ada perdamaian. Sebaliknya, kalau terjadi konflik, maka semua pengusaha akan was-was untuk menjalankan kegiatan usahanya. “Kondisi damai akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan kuat,” tuturnya.
TAG -
190215408

KOMENTAR