Lagi-lagi, Unggahan Media Sosial Tenaga Kesehatan Menuai Kontraversi

Timoteus Duang

Tuesday, 21-06-2022 | 09:33 am

MDN
Tangkapan layar video tenaga kesehatan goyang TikTok di samping pasien yang sedang bersalin

 

PALU, INAKORAN

Aksi para tenaga kesehatan yang salah memanfaatkan media sosial kembali menjadi sorotan.

 

Beberapa waktu lalu jagat maya dihebohkan oleh prilaku seorang mahasiswi keperawatan yang sedang menjalankan praktik di sebuah rumah sakit.

Mahasiswi ini mengunggah video yang berisi curahan hatinya tentang saat-saat memasang kateter pada seorang pasien pria yang seumuran.

Kali ini, beredar video tiga orang tenaga kesehatan yang joget TikTok saat menunggu pasien yang hendak melahirkan.

Dalam sebuah ruangan bersalin, tampak tiga orang tenaga kesehatan sedang joget TikTok di samping kiri dan kanan tempat tidur pasien.

Sementara itu pasien sedang berbaring di tempat tidur dan sedang berjuang untuk bersalin.

 


Baca juga

Resmikan Poliklinik Terpadu di Pangkalpinang, Puan: Setiap Warga Negara Indonesia Berhak Memperoleh Layanan Kesehatan


 

Suaminya tampak berdiri di samping tempat tidur, tepat di belakang salah satu Nakes yang sedang berjoget di depan kamera.

Peristiwa tersebut terjadi di sebuah klinik swasta di wilaya Kota Palu, Sulawesi Tengah. Belum diketahui waktu kapan video tersebut dibuat.

Saat ini, video yang pertama kali diunggah oleh akun TikTok @bidanpraktekmandiri itu, telah ditakedown.

Namun sayang, video tersebut sudah terlanjur beredar dan diunggah ulang oleh pengguna TikTok lain sehingga menjadi viral.

 


Baca juga

Hubungan Puan dan Ganjar Dikabarkan Renggang, Sekjen PDIP: Ada yang Ingin Membelah PDIP


 

Menanggapi video viral tersebut, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu memberikan teguran tertulis kepada pimpinan klinik bersalin tersebut.

Pimpinan klinik diminta mengingatkan para nakes di kliniknya agar tidak mengulangi hal serupa pada waktu-waktu mendatang.

Para Nakes tidak dilarang membuat video-video tentang dunia kesehatan dan mengunggah ke media sosial.

Akan tetapi hal yang harus diperhatikan adalah video-video yang dibuat itu harus bisa mengedukasi publik. Bukan sebaliknya, membuat video yang menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.

 

 

KOMENTAR