Moeldoko Sebut Jokowi Punya Niat Baik Tunggu Sikap Patriotik Prabowo

Sifi Masdi

Monday, 20-05-2019 | 16:40 pm

MDN
Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto [ist]

Jakarta, Inako

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purnawirawan) TNI Moeldoko mengungkapkan, ada kekuatan dari kelompok tertentu yang ingin mendompleng momen pengumuman Pemilu 2019 pada 22 Mei untuk mengacaukan situasi. Karena itu dia meminta agar pengerahan massa ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal tersebut sebaiknya dihindari.

"Hati-hati bahwa kondisi ini pasti dimanfaatkan karena ada indikator yang sangat kuat bahwa pergerakan kegiatan teroris itu meningkat," kata Moeldoko.

Menurut Moeldoko, pengerahan massa mudah untuk dilakukan. Tapi dalam situasi tertentu justru yang paling sulit adalah mengendalikannya. Sebagai mantan Panglima TNI, Moeldoko juga menegaskan aparat TNI-Polri di lapangan tak akan menggunakan senjata api apalagi mengerahkan para sniper dalam mengamankan situasi.

Ia mengungkapkan hal ini karena ada pihak yang mencoba membangun opini di masyarakat seolah pemerintah telah menyiapkan para sniper.

"Saya tak ingin pembentukan opini semacam ini yang pada akhirnya akan membenturkan aparat dengan masyarakat," kata Moeldoko.

Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur 8 Juli 1957 itu mengingatkan agar komitmen Prabowo Subianto yang selalu menyatakan akan bertindak konstitusional menjadi pegangan para pengikut di bawahnya.

"Saya tahu persis Pak Prabowo itu sangat patriotik dan kesatria yang tak perlu diragukan lagi nasionalismenya," ucap Moeldoko.

Sehingga bila ada pendukung yang mengajak untuk melakukan people power atau mengerahkan massa ke KPU, hal itu tak sejalan dengan semangat Prabowo sebagai pimpinan mereka.

Di sisi lain, Presiden Jokowi telah menunjukkan itikad baiknya untuk bisa berkomunikasi dengan Prabowo. Sejak sehari setelah pencoblosan, 17 April, Jokowi menunjuk Menko Maritim Luhut B Panjaitan yang juga sahabat Prabowo untuk memfasilitasi pertemuan.

"Niatan baik sudah ada, kita tinggal tunggu nanti kesempatan Pak Prabowo untuk berkomunikasi seperti biasanya," ujar Moeldoko.

Pada bagian lain, Moeldoko juga bicara soal kepiawaiannya bertani. Sebab setelah pensiun dari TNI, dia memimpin Himpunan Kerukunan Tani Indonesia. Secara berkelakar dia menyebut, "Saya dulu Panglima TNI, kini Panglima Tani."


 

 

KOMENTAR