Neraca Dagang RI Surplus: Capai Rekor Tertinggi

Sifi Masdi

Tuesday, 23-04-2024 | 16:02 pm

MDN
Ilustrasi kegiatan ekspor-impor di Pelabuhan [ist]

 

 


 

Jakarta, Inakoran

 

Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan Maret 2024 yang mencapai US$4,47 miliar, sebuah rekor tertinggi dalam 13 bulan terakhir. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dari surplus bulan sebelumnya yang sebesar US$0,83 miliar.

 

BACA JUGA: Bukan Karena Konflik di Timur-Tengah, Bos BCA Ungkap Penyebab Rupiah Melemah

 

Erwin Haryono, Asisten Gubernur sekaligus Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), menyampaikan bahwa surplus ini akan berdampak positif pada ketahanan eksternal Indonesia. “BI memandang perkembangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut,” ujarnya.

 

Erwin menambahkan, BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

 

BACA JUGA: Reli Pasar Surat Utang Indonesia di Tengah Ketegangan Global

 

Surplus neraca perdagangan Maret 2024 yang lebih tinggi terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat signifikan. Neraca perdagangan nonmigas pada Maret 2024 mencatat surplus sebesar US$6,51 miliar, lebih tinggi dibandingkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$2,60 miliar.

 

 

 

Kinerja positif ini didukung oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti logam mulia dan perhiasan/permata, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewani/nabati. Selain itu, ekspor produk manufaktur seperti mesin dan perlengkapan elektrik serta berbagai produk kimia juga memberikan kontribusi.

 

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.

 

BACA JUGA: Rupiah Tertahan Meski Putusan MK Positif: Berada di Rp 16.245/US$

 

Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat menjadi sebesar US$2,04 miliar pada Maret 2024, sejalan dengan peningkatan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan ekspor migas.

 

Dengan demikian, meski surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai rekor, masih ada tantangan yang harus dihadapi, khususnya dalam sektor migas. Namun, dengan sinergi kebijakan yang kuat, Indonesia berpotensi untuk terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.



 

KOMENTAR