Rupiah Tertahan Meski Putusan MK Positif: Berada di Rp 16.245/US$

Sifi Masdi

Tuesday, 23-04-2024 | 10:56 am

MDN
Rupiah Vs Dolar AS [ist]


 

 

Jakarta, Inakoran

 

Rupiah kembali dibuka melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Meski ada sentimen positif dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil sengketa pilpres 2024, namun belum cukup kuat untuk mengangkat rupiah di tengah ketidakpastian eksternal.

 

BACA JUGA:  Rekomendasi Saham Pilihan Hari Ini: Selasa, 23 April 2024

 

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka melemah 0,05% atau 8 poin ke level Rp16.245 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau naik 0,04% ke posisi 106,11.

 

 

 

Mata uang kawasan Asia lainnya juga terpantau melemah terhadap dolar AS pagi ini. Misalnya, dolar Hong Kong turun 0,02%, dolar Taiwan melemah 0,01%, yuan China melemah 0,02%, ringgit Malaysia turun 0,06%, dan baht Thailand melemah 0,08%.

 

Namun, ada beberapa mata uang Asia yang masih mampu bertahan terhadap dolar AS, seperti yen Jepang yang naik 0,08%, dolar Singapura menguat 0,02%, won Korea naik 0,09%, peso Filipina menguat 0,18%, dan rupee India naik 0,12%.

 

Rupiah ditutup menguat kemarin, Senin (22/4/2024), setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak semua gugatan paslon Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

 

BACA JUGA: OJK Luncurkan Aturan Baru untuk Penanganan Masalah Bank Umum

 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat pada rentang Rp16.190 hingga Rp16.270.

 

Ibrahim menyampaikan bahwa kekhawatiran atas suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama, telah membuat sebagian pelaku pasar bias terhadap dolar AS.

 

“Namun, meredanya kekhawatiran akan konflik yang lebih besar di Timur Tengah memberikan sedikit kelegaan pada mata uang regional, seiring dengan membaiknya selera risiko,” ujarnya dalam publikasi riset harian, Selasa (23/4/2024).

 

Pada pekan ini, isyarat mengenai kebijakan moneter AS akan menjadi fokus, khususnya dari data indeks harga PCE yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Data ini akan dirilis pada Jumat dan diperkirakan menegaskan kembali inflasi AS yang masih stabil per Maret.

 

BACA JUGA:  Harga Minyak Melonjak Naik Pasca Serangan Israel ke Kedutaan Iran di Damaskus

 

Selain itu, isyarat lebih lanjut terkait perekonomian AS juga akan dirilis pada pekan ini, yakni data purchasing managers’ index per April 2024 yang mencerminkan data aktivitas bisnis AS.

 

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 kembali mencetak surplus US$4,47 miliar. Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-Maret 2024 mencapai US$7,31 miliar atau sesuai ekspektasi para analis.

 

“Sementara itu, surplus neraca dagang Indonesia pada Maret 2024 sebesar US$4,47 miliar. Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 47 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” tambah Ibrahim.

 

 

 

 

KOMENTAR