Pasangan Jokowi-Ma’ruf Unggul di Medsos

Sifi Masdi

Friday, 14-12-2018 | 07:27 am

MDN

Jakarta, Inako

Media sosial (Medsos) saat ini berubah menjadi salah satu alat ukur untuk mengetahui tingkat elektabilitas atau popularitas seseorang. Medsos  pun tidak ketinggalan mempercakapkan capres dan cawapres yang berlaga di Pilpres 2019. Pasangan Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi menjadi figur sentral yang diperbincangkan medsos saat ini. Namun, siapa pasangan yang paling banyak dibicarakan? PoliticaWave berusaha menganalisis percakapan netizen tentang pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Siapa yang lebih sering dibicarakan warga internet?

"Berdasarkan hasil pantauan PoliticaWave di media sosial selama periode 6-13 Desember 2018, terdapat 1.162.192 percakapan di media sosial terkait pasangan Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga. Jumlah percakapan dimenangkan oleh pasangan Jokowi-Ma'ruf sebesar 739.206 (63,6%) percakapan, sementara Prabowo-Sandiaga meraih jumlah percakapan sebesar 422.986 (36,4%)," kata Head of Analyst PoliticaWave, Nadia Shabilla dalam keterangannya, Jumat (14/12/2018).

Platform PoliticaWave kemudian melakukan analisa sentimen terhadap percakapan dari netizen. Dari hasil analisa sentimen, pasangan Jokowi-Ma'ruf meraih persentase percakapan positif sebesar 46%, percakapan negatif sebesar 28% dan percakapan netral sebesar 26%. Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga meraih persentase percakapan positif sebesar 33%, percakapan negatif sebesar 12% dan percakapan netral sebesar 55%. 

Dari analisa sentimen, Nabila menyebut ada perbedaan strategi komunikasi antara kedua pasangan. Begini gambarannya.

"Pendukung Jokowi-Ma'ruf di media sosial lebih gencar dalam mengomunikasikan isu positif terkait pasangan Jokowi-Ma'ruf dan tidak terlalu mengomunikasikan isu negatif terkait pasangan Prabowo-Sandi. Sementara para pendukung Prabowo-Sandi lebih banyak mengomunikasikan isu negatif pasangan Jokowi-Ma'ruf daripada mengomunikasikan isu positif dari pasangan Prabowo-Sandi," sebutnya. 

Nadia mengatakan, sepanjang periode 6-13 Desember 2018, terdapat peristiwa menarik yang memicu sentimen positif publik terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf. Salah satunya, yaitu momen kebersamaan Jokowi dengan keluarga di Istana Bogor yang diramaikan oleh tagar #JokowiKeluargaHarmonis. Terpantau oleh PoliticaWave bahwa momen kebersamaan ini menjadi topik menarik untuk dibahas dari 8-13 Desember 2018. 

"Publik khususnya dari kalangan muda menyoroti interaksi unik antara Jokowi dengan putranya, Kaesang, hingga tingkah menggemaskan cucu Jokowi, Jan Ethes, ketika menjawab pertanyaan Jokowi di depan media. Sementara percakapan negatif terkait Jokowi-Ma'ruf salah satunya dipicu oleh momen Hari HAM Sedunia, di mana terdapat sejumlah kritik dari berbagai kalangan terkait penanganan hukum oleh pemerintahan Jokowi menyangkut isu pelanggaran HAM," sebut Nadia.

Beranjak ke percakapan positif terkait pasangan Prabowo-Sandiaga. Pada periode yang sama, Nadia menyebut ada beberapa pemicu percakapan positif terkait Prabowo-Sandi, di antaranya ialah gerakan dukungan dari relawan Partai Emak-Emak Pendukung Prabowo-Sandi di sejumlah daerah di Indonesia. 

"Kelompok relawan ini disebut melakukan aksi sosialisasi dukungan dengan cara keliling beberapa daerah seperti Pasuruan, Serang, Tangerang dan Banyuwangi. Sementara percakapan negatif terkait pasangan ini di antaranya dipicu oleh aksi Prabowo mengecam wartawan dan media hingga pernyataan Sandiaga Uno terkait membangun infrastruktur tanpa utang yang memicu kritikan dari banyak pihak," sebut dia.

 

Pasangan Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi [ist]

KOMENTAR