Pemerhati Kepolisian: Siapa pun, Tolong Jernihkan Peristiwa Duren Tiga

JAKARTA, INAKORAN
Pemerhati Budaya dan Kepolisian Suryadi, M.Si mengimbau para pengatur skenario penembakan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J untuk berempati dengan menjernihkan upaya penyingkapan peristiwa sesungguhnya.
“Siapa pun yang ada dalam rangkaian membangun peristiwa hingga berlarut-larut seperti sekarang ini, tolong pekalah. Rasanya kok kemanusiaannya sudah tumpul ya," ungkap Suryadi pada Jumat (22/07/2022).
"Brigadir J sudah meninggal masih harus tersiksa terus lantaran ulahmu (pelaku). Seharusnya ia sudah tenang dimakamkan, kini jenazahnya malah harus diusung diotopsi dalam rangkaian pengungkapan. Coba, dimana rasa kemanusiaanmu."
Menurut Suryadi, kini rasa penasaran masyarakat makin terbangun. Kebutuhan akan rasa aman membuat masyarakat bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di tengah berbagai isu dan pandangan yang beredar.
Suryadi menilai, korban dari peritiwa ini bukan hanya Brigadir J, tapi juga Bharada E, si pelaku penembakan. Sejak awal Bharada E (baca: pangkat terendah Polri) sudah "dihukum” menjadi pelaku penembakan.
Dan kini dia menjadi korban pembunuhan karakter akibat kesadisan pihak-pihak yang menyusun skenario pembunuhan terhadap Brigadir J.
Baca juga
Amerika Serikat Kirim Paket Bantuan Persenjataan Senilai 270 Juta Dollar untuk Ukraina
“Terang-terangan atau terselubung, dia sudah jadi korban karena dihukum oleh publik sebagai pemicu pembunuhan. Mustinya, karena dia masih hidup, dialah yang ‘harus disayang’ dan dijaga baik-baik demi pengungkapan tuntas kabut yang menutupi latar belakang peristiwa sesungguhnya.”
Buntut peristiwa penembakan terhadap Brigadir J pun akhirnya panjang dan memakan banyak korban.
Setelah Irjen Ferdy Sambo dinonaktifkan, Kapolres Jakarta Selatan dan Karo Paminal Div Propam Polri juga ikut-ikutan dinonaktifkan. “Apa pun latar belakangnya,” kata Suryadi, “keduanya sudah dinonaktifkan dan publik tahu itu.”
"Penonaktifan keduanya, tidak bisa dilihat sekadar risiko jabatan. Berada dalam tekanan atau tidak, lebih mendasar lagi daripada itu, yang mereka alami kini merupakan akibat perbuatan pelaku kejahatan dan pengatur skenario yang bertujuan membentuk opini publik."
TAG#kadiv propam polri, #suryadi, #brigadir j, #bharada e, #fredy sambo
190216496
KOMENTAR