Pencemooh Ibunda Jokowi di Medsos itu oleh Seorang Ibu

Hila Bame

Saturday, 28-03-2020 | 16:14 pm

MDN

 

Seorang wartawan bertanya kepada seorang terduga korupsi yang ter-OTT KPK,  " Bagaimana komentar anda terkait penangkapan ini? Terduga menjawab dengan lantang; "Ini cobaan dari Tuhan, saya akan koperatif dengan penegak hukum" ungkapnya setengah tersenyum.  memancing pewarta untuk ikut tersipu sambil membantin, kau mencuri tapi menggaungkan narasi palsu, emang Tuhan seorang guru apa..?, suka mencoba muridnya dengan ujian dadakan?

 

Jakarta, Inako

 

Dua orang yang diduga menistakan mendiang Ibunda Presiden kini diamankan Polisi. Direktorat Siber Bareskrim Polri menangkap BT (53 tahun) seorang ibu rumah tangga di wilayah Bandung karena diduga melakukan penghinaan  melalui akun whatsApp.

Sebelumnya nama akun palsu/benar penghina ibunda Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah wafat,  bertaburan di media sosial semacam WhattsApp, Facebook mengunggah status kebencian yang amat sangat,  ditengah duka seorang Joko Widodo, seorang ibu dengan palet "kasih ibu sepanjang masa".  Kasihnya layak "Sang Surya Menyinari Dunia, yang takkan terbalas"  putra-putri Indonesia menyanyikannya  di masa-masa sekolah taman kanak-kanak (TK).

 

BACA JUGA: Pemerintah Kota Tokyo Desak Warganya Tinggal Di Rumah

 

Kerap,   saat kembali ke peraduan, sang bunda mengajarkannya lagu yang lain, Ambilkan bulan bu, terkadang lagu itu dinyanyikan sang bunda sebagai pengantar dongeng. Ada sekian banyak dongeng untuk dikisahkan, demikian lagu masa kanak-kanak sambil menahan rasa kantuk bukan alang kepalang, bunda tercinta, terus berkisah hingga akhirnya terlelap, yang begini ini kelak teringat jika sang bunda,  telah tiada. 

Kasih Seorang Ibu layaknya sebuah Monumen yang tak pernah lekang

Ada banyak  air mata yang meleleh,  selebihnya terbendung di pelupuk mata, membendung banyak kisah dari sebuah etape pendek cuma 77 tahun ( Ibunda Jokowi wafat pada usia 77 tahun). Rentetan kisah mengalir seperti air, mengantarnya ke pucuk pimpinan negeri dengan hampir 275 juta jumlah penduduknya. Tidak semua orang mencapai ke sana, tidak sedikit pula para pihak ingin menoreh legaci, ibunda Jokowi telah meletakkan sebuah warisan kesederhanaan kepada anak dan cucu. 

Ibunda wafat justru pada periode ke-2 Joko Widodo memimpin negeri dengan segala persoalan ekonomi yang rumit akibat virus corona melanda dunia bisnis hampir di setiap negara. Negara Trump harus menggelontorkan stimulus ekonomi senilai hampir  dua triliun dolar. China, Italia adalah negara yang paling terpukul akibat pandemi corona, Namun rakyat China dan Italia mendukung pemerintahan mereka, saling membantu satu sama lain mengurangi dampak virus yang mematikan itu.

 

BACA JUGA: Trump Tanda Tangan Stimulus Sebesar US$ 2 Triliun, Terbesar Dalam Sejarah AS

 

Pencemooh ibunda Jokowi,  demikian juga ditujukan kepada  Presiden RI tanpa rasa ewuh pakewuh mencaci, membual, menggaungkan narasi seolah bunda Presiden seorang penipu, ditengah duka pekat mendalam, dialami keluarga. Pencemooh begitu terinspirasi meraih ketenaran sesat, meski sesaat,  sangat artifisial,  lebih-lebih tidak senonoh untuk standar ketimuran. Gendernya? Nanti dulu gender selain si ibu, mengunggah hal serupa tak kalah nista, dalam kondisi berduka. Ini era Post Truth (Pasca kebenaran) 

" Orang Amerika yang dianggab paling pintar sekalipun, ternyata manusia paling dungu  di dunia" tegas Prof. Syafi`i Maarif suatu ketika. Hoax dan kebencian adalah penyakit sosial zaman NOW, tambah Guru Bangsa itu. 

Saat ini putaran informasi bergerak sangat cepat. Berubah, bergerak, bertambah dan berkembang biak. Arus ini yang kemudian dimanfaatkan oleh kebohongan-kebohongan buatan yang akhirnya membuat banyak pihak merasa kalau kebohongan tadi adalah kebenaran. Di situlah bahayanya post truth: Membuat banyak orang sulit membedakan yang benar dan salah. 

Karakter Utama dari Era Post Truth

Beberapa ahli mengemukan bahwa era Post Truth, memiliki beberapa karakter misalnya; mengaduk emosi masyarakat, mengabaikan data dan fakta, memviralkan berita yang tidak jelas sumbernya, menggabungkan gerakan populer dan teori konspiras, menggunakan narasi buatan terhadap kejadian tertentu, membangun opini menguntungkan salah satu pihak. 

 

BACA JUGA: IMF Sebut Pandemi Covid-19 Picu Krisis Ekonomi Global

 

Sementara di tempat lain petugas Polres Sawah Lunto Polda Sumbar telah mengamankan PP (54 tahun) yang mengunggah penghinaan kepada Presiden dan Almarhumah Ibundanya. Kedua pelaku sedang dalam proses pemeriksaan.

Karopenmas Div Humas Polri Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono membenarkan penangkapan atas terduga pelaku penyebar hoax corona -19 dan penghinaan mendiang Ibunda Presiden Jokowi melalui akun medsos.

“Benar, sudah diamankan Polisi dan sedang dalam pemeriksaan,” kata Brigjen Pol Raden Argo di Mabes Polri, Jumat (27/3/20).

 

Gambar berikut adalah seorang ibu pemburu tenar berterbangan seperti ditiup angin di berbagai media sosial, akankah Tuhan dijustifikasi sebagai cobaanNya?  Rem mendadak dari UU ITE akan memukul mundur langkah tegap pada awal status di medsosnya. 

Mungkin pula ada dongeng yang ia kisahkan kepada anaknya seandainya si ibu pencemooh, sudah berumah tangga, layaknya mendiang ibu Presiden Joko Widodo dan banyak ibu-ibu dari negeri zambrut ini? 

"Jika Anda, ingin anak-anak Anda menjadi cerdas, bacalah mereka dongeng. Jika Anda ingin mereka lebih pintar, bacalah lebih banyak dongeng" ujar  Albert Einstein

 

Terobsesi  menggapai  tenar artifisial dengan cacian, tampaknya

 

Caption

 

KOMENTAR