Penderita Gizi Buruk Asal Abdya Butuh Bantuan Dermawan

Blangpidie, Inako –
Aktifis Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Suhaimi, dari Blangpidie, Sabru melaporkan, sSeorang balita penderita gizi buruk bernama Ahmatul Fajri (3,5 th), warga Desa Pisang, Kecamatan Setia, Kabupaten Abdya, kini sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Dilaporkan, penderita sangat mendambakan uluran tangan para dermawan untuk meringankan beban kedua orang tua Fajri yang sangat miskin sehingga untuk memebli kananan sehari-hari saja tidak sanggup.
Menurut Suhaimi, selain menderita gizi buruk, Ahmatul Fajri sudah dua bulan menjalani perawatan insentif di RSUZA karena mengalami bocor usus dan sudah tiga kali menjalani operasi.
“Kami ada menjenguk Ahmatul Fajri, kondisinya sekarang sangat memprihatinkan. Tubuh anak dari pasangan Setianto – Maisarah tersebut kini hanya tinggal kulit terbungkus tulang,”ungkapnya
Aktifis Yara itu mengaku tidak henti-hentinya mengeluarkan air mata ketika dirinya mendengarkan keluhan-keluhan yang disampaikan oleh kedua orangtua balita tersebut ketika menjenguk Ahmatul Fajri.
“Orangtua Ahmatul Fajri mengaku ke saya sering puasa lantaran tidak memiliki biaya untuk beli makan selama menjaga buah hatinya di rumah sakit. Kadang-kadang ada makan, kadang tidak ada,” katanya
Selain berstatus kelurga miskin, kata Suhaimi, orangtua Ahmatul Fajri tersebut juga sudah lama tidak bisa bekerja mencari nafkah karena tiap hari dirinya bersama istri menjaga sibuah hati yang sedang melawan gizi buruk dirumah sakit Banda Aceh.
“Keluarga ini sangat membutuhkan uluran tangan para dermawan terutama untuk kebutuhan makan mereka selama Ahmatul Fajri menjalani perawatan insentif di rumah sakit,” tuturnya
Suhaimi berkata, Pemerintah Kabupaten Abdya seharusnya responsif terhadap Ahmatul Fajri dan keluarganya sebagaimana Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, dimana pada pasal 34 ayat 1 disebutkan fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
“Maka secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa semua orang miskin dan semua anak telantar pada prinsipnya dipelihara oleh negara. Maka kita meminta agar pemerintah daerah untuk memperhatikan hak-hak Ahmatul fajri keluarganya ini,” pinta Suhaimi
Suhaimi juga mengajak seluruh lembaga kepemudaan, mahasiswa, LSM, dan komunitas lainnya agar sama-sama ikut andil dan mengambil peran demi meringankan beban berat yang dipukul oleh keluarga miskin ini
“Mari sama-sama kita saling membantu, sebab, uang seribu yang kita sumbangkan sangat besar manfaatnya untuk keluarga Ahmatul Fajri ini,” demikian ajakan Suhaimi.
TAG -
190215781
KOMENTAR