Perdebatan Keras Antara Kubu TKN dan BPN Terkait Ulama Keras

Sifi Masdi

Saturday, 30-03-2019 | 14:08 pm

MDN
Pasangan Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi [ist]

Jakarta, Inako

Influencer TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Roosdinal Salim terlibat perdebatan soal 'ulama berpikiran keras' di kubu capres Prabowo Subianto dengan Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Mardani Ali Sera. Perdebatan itu berawal dari ucapan Roosdinal soal 'ulama berpikiran keras' berada di kubu Prabowo.

"Kan ulama-ulama yang 'berpikiran keras' memang kan ada di Pak Prabowo. Ulama-ulama yang keras itu kalau itu dalam tanda kutip tidak menyinggung hukum, keras itu tapi tidak melanggar hukum tidak masalah," kata anggota tim influencer TKN Jokowi-Ma'ruf, Roosdinal Salim, dalam diskusi bertema 'Debat IV: Isu Khilafah, Pancasila hingga Proxy War' di d'Consulate Resto & Lounge, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3/2019).

Menurut Roosdinal, para 'ulama berpikiran keras' itu terkadang melakukan provokasi di masjid. Namun, dia tak menyebut dengan jelas siapa ulama yang dimaksudnya itu.

"Tapi kadang-kadang bahasa-bahasa kasarnya suka mem-provoke, kadang-kadang lagi di masjid mem-provoke, pertanyaannya apakah boleh di masjid kita mem-provoke?" ujarnya.

Roosdinal menyebut tindakan provokasi itu boleh saja di dilakukan di rumah. Namun, ketika provokasi itu menimbulkan kegaduhan, maka aparat harus turun tangan.

"Tapi kalau misalkan dia mem-provoke di rumahnya itu hak dia kan. Kalau itu menciptakan suatu namanya ketidakstabilan atau goncang lah bahasa kasarnya, apakah salah kalau aparat mempertanyakan ke ustaz itu?" ucapnya.

Ucapan Roosdinal itu langsung dijawab oleh Mardani. Dia menjawab pernyataan Roosdinal dengan mengaitkan kondisi Pilkada DKI 2017 dan pasca Pilkada DKI.

"02 ini dikatakan identik dengan Pilkada DKI mendukung Anies-Sandi, memang sebagian besar sama. Sesudah DKI dipimpin Anies-Sandi justru keadaan adem seluruh agama diayomi," ujar Mardani.

Mardani kemudian menyebut munculnya isu khilafah dan komunisme bukanlah masalah ideologi. Menurut Mardani, munculnya dua isu itu merupakan persoalan kapasitas pemerintah mengatur negara.

"Seperti khilafah seperti juga komunisme justru menjauhkan kita dari esensi sebenarnya, bahwa ada ketidakmampuan mengatur negara, bukan bab ideologi, ini bab kapasitas," ujarnya.

Dia kemudian menegaskan kubu Prabowo tetap berpegang pada Pancasila. Jika itu tidak dilakukan, Mardani menilai sistem ekonomi bisa terasa seperti ekonomi kapitalis.

"Kami di BPN fokus dan tegas Prabowo dan seluruh partai pendukung ideologi Pancasila adalah dasar negara kita dan ini merupakan perumusan yang luar biasa dari founding fathers kita," ucapnya."Insya Allah justru problem sekarang Pancasila tidak diimplementasikan dengan baik contohnya ekonomi kita terasa kapitalisme demokrasi kita di pasar bebas, serangan budaya dan lain-lain, Ipin-Upin luar biasa," imbuhnya.


 

 

 

KOMENTAR