PKS-PAN Punya Daya Tawar Rendah, Jika Gerindra-Demokrat Berkoalisi

Jakarta, Inako
Kemungkinan Partai Gerindra dan Demokrat berkoalisi dalam Pilpres 2019 sangat terbuka lebar. Bila koalisi Gerindra-Demokrat terbentuk maka daya tawar PKS-PAN yang diajak untuk berkoalisi dalam menentukan calon presiden atu calon wakil presiden (Cawapres) menjadi rendah.
Hal ini diungkapkan oleh pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk. "Kalau terjadi koalisi Demokrat, Gerindra, PAN, PKS, yang jadi pemimpinnya, ya Demokrat dan Gerindra karena dia punya daya tawar tinggi," ujar Hamdi kepada media di Jakarta, Rabu (25/7/2018).
Menurut Muluk, ada beberapa alasan Demokrat dan Gerindra memiliki daya tawar yang lebih besar. Pertama, koalisi Gerindra dan Demokrat cukup untuk mengusung pasangan capres-cawapres. Syarat ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) sesuai Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, yakni parpol atau gabungan parpol harus memiliki 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional pada Pemilu 2014 lalu.
Pada Pemilu 2014 lalu, Demokrat memperoleh 61 kursi atau 10,9 persen dan 12.728.913 suara atau 10,19 persen. Sementara Gerindra memperoleh 73 kursi atau 13 persen dan 14.760.371 suara atau 11,81 persen. Jika digabung, Gerindra dan Demokrat memiliki 23,9 persen kursi DPR.
Kedua, kata Hamdi, Prabowo Subianto masih menjadi figur kuat dalam sejumlah survei. Ketiga, Demokrat memiliki elektabilitas dan logistik yang kuat. Situasi itu, menurut Hamdi, membuat manuver PAN dan PKS menjadi sempit.
"Nah, tentu PKS dan PAN tidak bisa banyak mengatur, dia enggak akan mudah menyodor-nyodorkan calon wapres, misalnya. Nah, toh begini juga, kalau Demokrat-Gerindra jadi, itu cukup ya. Jadi daya tawar PKS dan PAN kecil sekali," kata dia.
"PKS dan PAN memang bisa tidak punya daya tawar lagi. Mau ngapain dia? Enggak diajak juga enggak papa kok. Nah, jadi PAN dan PKS itu kalau ikut juga belum tentu dia happy sebenarnya, belum tentu senang," sambungnya.
TAG#Pilpres 2019, #Gerindra, #Demokrat, #SBY, #Prabowo Subianto, #Koalisi
198732048
KOMENTAR