PPP: Maraknya Lonjakan Suara PSI Terjadi Secara Terstruktur dan Masif

Sifi Masdi

Monday, 04-03-2024 | 11:34 am

MDN
Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

 

Pemilu 2024 menjadi sorotan tajam setelah terjadi lonjakan suara yang signifikan pada Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Hal ini  menciptakan kekhawatiran akan integritas proses demokrasi.  Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy, menyampaikan dugaannya bahwa lonjakan tersebut terjadi secara terstruktur, sistematis, dan massif (TSM), sehingga  merugikan partai politik peserta Pemilu.

 

Pria yang akrab disapa Romy ini  menegaskan bahwa kejadian ini tidak hanya merugikan PPP, tetapi juga seluruh partai politik yang mengikuti Pemilu.  "Hal ini jelas merugikan perolehan seluruh partai politik peserta Pemilu,” kata Romy dalam keterangannya di Jakarta, Senin (4/3/2024).

 

BACA JUGA:  Suara PSI Melonjak Drastis, Anies: Pemerintah Mesti Awasi, Sekalipun Ketumnya Anaknya Presiden

 

Menanggap dugaan tersebut, PPP berencana membawa hal ini sebagai materi hak angket. Romy mengklaim bahwa langkah ini akan mempercepat dan membuka terobosan politik, serta memastikan seluruh aparat negara yang terlibat dalam pemilu dipanggil untuk mengungkap dugaan tersebut.

 

Dia menambahkan, "Secara politik, DPR akan melakukan percepatan dan terobosan melalui hak angket agar tindakan-tindakan kecurangan Pemilu semacam ini dihentikan!”

 

 

 

 

BACA JUGA: PSI Usulkan Ambang Batas Fraksi, NasDem: Ngawur!!

 

Romy juga memberikan data statistik untuk mendukung dugaannya, menghitung persentase suara PSI berdasarkan partisipasi pemilih di TPS. Analisisnya menunjukkan persentase suara PSI yang sangat tinggi, mencapai 71%, sementara partai lain hanya mendapatkan 29%. Dia menekankan ketidakmasukan logika angka tersebut, mengingat PSI sebagai partai baru tanpa infrastruktur yang kuat.

 

Sementara itu, PSI berbicara melalui Wakil Ketua Dewan Pembina, Grace Natalie, yang mengingatkan bahwa penambahan dan pengurangan suara selama rekapitulasi adalah hal wajar. Grace menegaskan bahwa yang tidak wajar adalah upaya menggiring opini yang menyudutkan PSI.

 

"Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan public,” kata Grace.

 

KOMENTAR