Profesor Sulistyowati: Demokrasi Harusnya Selesai Diperjuangkan 25 Tahun yang Lalu

Jakarta, Inakoran.com
Demokrasi diperjuangkan dengan darah 25 tahun yang lalu. Hari ini, perjuangan itu seharusnya sudah selesai. Namun, kenyataaanya tidaklah demikian.
Hal ini disampaikan oleh Guru Besar Antropologi Hukum Universitas Indonesia Sulistyowati Irianto saat ditemui di Jakarta pada Senin (29/11/2023).
BACA JUGA: Pelayanan Kesehatan Belum Merata, Menko Muhadjir: Percuma NKRI Harga Mati
“25 tahun yang lalu, banyak orang memperjuangkan demokrasi dengan kehilangan darah, nyawa, dan banyak kerugian materil. Hari ini harusnya selesai, tetapi kita mesti perjuangkan lagi demokrasi dan negara hukum,” terang Prof Sulis.
Dia menjelaskan demokrasi kita hari ini sedang terancam karena kesewenang-wenangan demi kekuasaan yang dilakukan oleh segelintir orang.
Mereka melakukan nepotisme dan politik dinasti dengan cara-cara yang tidak bisa diterima.
Bahkan Mahkamah Konstitusi yang disebut-sebut sebagai benteng terakhir penjaga konstitusi malah disalahgunakan.
“Hari ini bahkan Mahkamah Konstitusi malah disalahgunakan,” tegas Prof Sulis.
Rangkaian peristiwa politik yang terjadi belakangan ini di Indonesia berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap hukum.
“Pastinya ada ketidakpercayaan publik. Hari ini juga banyak orang berkumpul, meneriakkan macam-macam kareka publik sudah tidak percaya,” tutup peraih ‘Cendikiawan Berdedikasi’ dari Kompas tahun 2014 itu.
TAG#Ganjar, #Mahfud, #Politik, #Demokrasi, #Indonesia
190232782
KOMENTAR