Ruhut Sitompul Minta Kubu Prabowo Buka Data Exit Poll

Sifi Masdi

Sunday, 21-04-2019 | 20:55 pm

MDN
Jubir TKN  Ruhut Sitompul (ist]

Jakarta, Inako

Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Ruhut Sitompul, menantang kubu calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, untuk membuka data exit poll yang memenangkan Prabowo dalam Pilpres 2019.

"Katanya menang. Mana? Buka dong data exit poll-nya," kata Ruhut dalam syukuran Relawan Jokowi-Amin di Rumah Aspirasi, Jakarta, 4Minggu (21/4? 2019).

Ruhut mengatakan, selama penyelenggaraan pemilu, hasil quick count tidak pernah melenceng jauh dari real count Komisi Pemilihan Umum (KPU). Karena itu, Ruhut pun mempertanyakan langkah kubu Prabowo yang menentang hasil quick count sejumlah lembaga survei yang mengunggulkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Kan, mereka menantang itu semua enggak benar. Kemarin sudah dibuka lho sama kawan-kawan quick count. Semua lembaga survei profesional sudah buka. Nyatanya mereka tidak datang," katanya.

Menurut Ruhut, masyarakat kini tidak perlu khawatir dengan adanya perbedaan hasil perolehan suara. Sebab, kata dia, sejak awal sudah jelas bahwa Prabowo-Sandiaga telah kalah. "Rakyat kita cerdas kok. Jadi enggak usah khawatir," ujar dia.

Sejauh ini, 12 lembaga survei merilis hasil quick count yang menunjukkan Jokowi - Ma'ruf Amin unggul di Pemilihan Presiden 2019. Rata-rata lembaga survei itu menyebut Jokowi unggul pada kisaran 54-55 persen.

Namun, hasil tersebut dibantah Prabowo. Ia menyebut lembaga survei yang mengunggulkan Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah tukang bohong yang sudah tidak bisa lagi dipercaya oleh rakyat.

Atas dasar itu, Prabowo meminta agar lembaga survei pindah ke negara atau benua lain, salah satunya Antartika.

"Hei tukang bohong, rakyat tidak percaya sama kalian. Mungkin kalian harus pindah ke negara lain. Mungkin kau bisa pindah ke Antartika," ujar Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019).

Founder Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio mengatakan, sebuah lembaga tentu mempertaruhkan nama ketika merilis hasil hitung cepat kepada publik. Hasil yang diumumkan juga tidak sembarangan, melainkan berbasis C1 asli yang dimasukkan dengan metode yang bisa diuji.

"Quick count tidak pernah bohong dan sejak dulu hasilnya terbukti tidak pernah jauh berbeda dengan real count. Presisinya hampir sama karena berbasis C1," kata Hendri di dalam sebuah acara diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu (20/4/2019).

 



 

KOMENTAR