Soal Kata Ndasmu, TKN Tuding Prabowo Bicara Kasar ke Publik

Sifi Masdi

Monday, 08-04-2019 | 19:12 pm

MDN
Capres Prabowo Subianto berorasi di kampanye akbar  di GBK [ist]

Jakarta, Inako

Juru bicara Tim Kemenangan Nasional (TKN)  Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Sadzily, menyayangkan ucapan 'Ndasmu' yang dilontarkan Prabowo Subianto dalam kampanye akbar Hari Minggu (7/4/2019) di GBK.

Menurut Ace, sebagai seorang pemimpin, Prabowo Subianto harusnya memberikan contoh dan teladan yang baik bagi publik. Ia mengatakan kata 'Ndasmu' masuk kategori kasar.

"Pemimpin harusnya menjadi contoh dan teladan dalam berbicara di depan publik. Prabowo bukan sekali ini bicara kasar ke publik atau bahkan ke pendukungnya sendiri," ujar Ace.

Ace menambahkan karakter pemimpin yang suka bicara kasar bukanlah budaya bangsa Indonesia.

“Karakter pemimpin yang suka menghardik, pemarah dan juga bicara bukanlah budaya bangsa Indonesia," ujar politikus Golkar ini Senin (8/4/2019). Ia menambahkan bicara kasar sangatlah berbeda dengan tegas.

Bicara kasar bisa diartikan dengan sikap merendahkan orang lain. "Kasar jelas sangat beda dengan tegas. Kasar mencerminkan sikap merendahkan orang lain," terangnya.

Menurutnya, apabila Prabowo Subianto berpikiran terbuka maka pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen adalah capaian yang sangat baik dari pemerintahan Jokowi.

"Padahal kalaupun Prabowo mau bergaul dengan ekonomi yang benar, wawasannya akan lebih terbuka. Berbeda dengan Prabowo Subianto yang selalu pesimisme dan merendahkan prestasi bangsa sendiri. Capaian ekonomi negara kita justru banyak diapresiasi oleh lembaga-lembaga internasional," imbuhnya.

Namun demikian, hasil tersebut menurut Ace belum membuat Jokowi puas.

Reformasi struktural terus dilakukan demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Tapi Pak Jokowi ingin pertumbuhan ekonomi dilakukan secara berkualitas, merata dan berkeadilan. Tidak tumbuh tinggi tapi tanpa keadilan. Oleh karena itu, seluruh daerah dan seluruh lapisan harus tumbuh bersama," pungkasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Ia juga menganggap kata 'Ndasmu' sebagai ucapan yang kasar.

"Bukan kita aja yang bilang (pertumbuhan ekonomi RI baik), semua dunia bilang baik. Kalau dibilang ndasmu, aneh juga. Kok kasar begitu, enggak sesederhana itu ngatur pemerintah," ujar Luhut di kantornya, Jakarta, Senin (8/4/2019).

Luhut menambahkan, pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen mestinya diakui sebagai capaian yang baik.

"Dalam kondisi sekarang, kita tumbuh 5 persen, semua orang bilang bagus, bukan hanya kita. Kalau dia bilang bukan, bagaimana numbuhinnya," tambahnya.

Selain pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen, kinerja pemerintah yang baik juga ditunjukkan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang seimbang.

“Semua APBN dianggap sangat kredibel, karena membuat keseimbangan baik,” pungkasnya.

 

KOMENTAR