SpaceX Dapatkan Kontrak Rahasia dari Intelijen AS: Bangun Jaringan Mata-mata Senilai Rp 28 Triliun

Sifi Masdi

Tuesday, 19-03-2024 | 11:38 am

MDN
Roket Falcon 9 SpaceX milik Elon Musk [ist]

 


 

 

Washington, Inakoran

 

SpaceX, perusahaan luar angkasa milik miliarder Elon Musk, sedang membangun jaringan ratusan satelit mata-mata berdasarkan kontrak rahasia dengan National Reconnaissance Office (NRO), badan intelijen Amerika Serikat yang mengelola satelit mata-mata. Kontrak ini bernilai USD 1,8 miliar atau sekitar Rp 28 triliun dan ditandatangani pada tahun 2021.

 

Jaringan satelit ini dibangun oleh unit bisnis Starshield SpaceX. Rencana ini menunjukkan sejauh mana keterlibatan SpaceX dalam proyek intelijen dan militer AS, serta menggambarkan investasi Pentagon yang lebih besar pada sistem satelit besar yang mengorbit rendah Bumi untuk mendukung pasukan darat.

 

BACA JUGA:  Roket Raksasa SpaceX Milik Elon Musk Berhasil Sampai Orbit

 

Jika berhasil, program ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan pemerintah dan militer AS untuk dengan cepat menemukan target potensial hampir di mana saja di dunia. Kontrak ini juga menandai semakin besarnya kepercayaan badan intelijen terhadap SpaceX, meskipun perusahaan ini telah berselisih dengan pemerintahan Joe Biden dan memicu kontroversi.

 

 

 


Kontrak rahasia Starshield ini pertama kali dilaporkan oleh The Wall Street Journal pada bulan Februari, namun tanpa merinci tujuan program tersebut. Pelaporan Reuters mengungkapkan bahwa kontrak SpaceX adalah untuk sistem mata-mata baru yang kuat dengan ratusan satelit yang memiliki kemampuan pencitraan Bumi dan dapat beroperasi sebagai gerombolan di orbit rendah.

 

BACA JUGA: AS Beri Ultimatum kepada Tiktok: Diblokir atau Lepas Saham Sepenuhnya

 

SpaceX, operator satelit terbesar di dunia, belum memberikan komentar mengenai kontrak ini. Sementara itu, NRO dalam sebuah pernyataan mengakui misinya untuk mengembangkan sistem satelit canggih dan kemitraannya dengan lembaga pemerintah, perusahaan, lembaga penelitian, dan negara lainnya, namun menolak mengomentari sejauh mana keterlibatan SpaceX dalam upaya tersebut.

 

Satelit-satelit ini dapat melacak target di lapangan dan membagikan data tersebut kepada pejabat intelijen dan militer AS. Pada prinsipnya, hal ini akan memungkinkan pemerintah AS untuk dengan cepat menangkap gambaran terus menerus dari aktivitas di lapangan hampir di mana saja di dunia, sehingga membantu operasi intelijen dan militer.

 

BACA JUGA: OIKN Menargetkan Investasi di IKN 2024 Mencapai Rp 100 Triliun

 

Sejak tahun 2020, puluhan prototipe telah diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 SpaceX. Basis data pemerintah AS mengenai objek-objek di orbit menunjukkan beberapa misi SpaceX telah mengerahkan satelit yang tidak pernah diakui oleh perusahaan maupun pemerintah. Dua sumber mengonfirmasi bahwa itu adalah prototipe untuk jaringan Starshield.

 

Dengan adanya kontrak ini, SpaceX semakin menunjukkan peran pentingnya dalam mendukung operasi intelijen dan militer AS melalui teknologi satelit canggih.


 

KOMENTAR