Thailand Kembali Membuka Sebagian Wilayahnya Untuk Turis Asing

Jakarta, Inako

Thailand, mulai Senin (1/11) mulai membuka beberapa bagian wilayahnya untuk turis yang divaksinasi penuh dari 63 negara dan wilayah tanpa karantina, termasuk ibu kota Bangkok. Keputusan tersebut diambil sebagai salah satu upaya untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata negara itu yang terpukul keras oleh pandemi virus corona.

Puluhan penerbangan internasional tiba di Bandara Suvarnabhumi Bangkok, dengan penumpang dari Jepang termasuk di antara kelompok pertama yang tiba. Beberapa ribu orang asing memasuki Thailand pada hari Senin.

Tempat-tempat wisata utama di Bangkok dan di tempat lain di negara itu juga dibuka kembali, termasuk Grand Palace dan Kuil Buddha Zamrud, yang dibuka untuk umum untuk pertama kalinya dalam waktu sekitar enam bulan.

Dhanabodi Kullohamongkong, seorang pemilik toko suvenir di dekat Grand Palace, memulai kembali bisnisnya setelah hampir dua tahun di mana pandemi menghantam pendapatannya dengan keras.

"Saya memutuskan untuk membuka kembali toko hari ini karena saya mengharapkan situasi yang lebih baik dan lebih banyak turis datang. Saya sangat mendukung pembukaan kembali karena kami harus mencari nafkah sambil hidup dengan pandemi lebih lama dari yang kami harapkan."

Untuk memasuki Thailand, turis asing harus disuntik penuh dan menunjukkan bukti bahwa mereka telah dites negatif virus sebelum berangkat ke negara itu dan pada saat kedatangan. Juga diperlukan polis asuransi kesehatan yang menanggung biaya minimal $50.000.

Pariwisata internasional masuk Thailand berhenti ketika negara itu menutup perbatasannya untuk turis asing pada April tahun lalu karena pandemi.

Sektor terkait pariwisata menyumbang sekitar 20 persen dari produk domestik bruto Thailand. Akibat pandemi, jumlah pengunjung asing turun tajam dari 39,8 juta pada 2019 menjadi sekitar 6,7 juta pada tahun lalu.

Percobaan pembukaan kembali di pulau resor selatan Phuket dan Samui, ditambah beberapa pulau kecil dimulai pada bulan Juli.

Infeksi harian baru-baru ini berkisar di sekitar 9.000. Sekitar 42 persen penduduk negara itu telah divaksinasi lengkap.