TKN Anggap Eks Pejabat Jokowi yang Pindah ke Prabowo Sebagai Hal yang Biasa

Sifi Masdi

Saturday, 13-04-2019 | 11:46 am

MDN
Jubir TKN Irma Suryani Chaniago [ist]

Jakarta, Inako

Sejumlah pejabat di era kepemimpinan Joko Widodo menghadiri Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto di Surabaya. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menanggapi biasa hal tersebut.

"Biasa saja. Tidak ada yang aneh kan? Politik itu dinamis," kata juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Irma Suryani Chaniago, saat dihubungi (12/4/2019).

Irma juga tak kaget dengan keberadaan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Dahlan Iskan yang mendukung Jokowi pada 2014. Menurut Irma, Gatot keberadaan Gatot bersama Prabowo hanya karena terpaksa.

"Apalagi GN (Gatot Nurmantyo), dari awal sudah terlihat kok. Cuma dulu merasa masih bisa ada daya tawar, kalau sekarang terpaksa mungkin?" ujar Irma.

Komentar serupa juga disampaikan jubir TKN Jokowi-Ma'ruf lainnya, Arya Sinulingga. Menurut Arya, keberadaan Gatot dan Dahlan tak akan berpengaruh pada elektabilitas Jokowi-Ma'ruf.

"Tidak berpengaruh karena pendukung pak Gatot sudah ke Prabowo memang sejak awal, Jadi istilahnya mengail di kolam yang sama. Nggak ngaruh sama sekali. Pak Dahlan juga demikian, tidak beri pengaruh baru lagi," ujarnya.

Gatot sebelumnya diperkenalkan Prabowo sebagai calon pembantunya di kabinet jika terpilih saat pidato kebangsaan Prabowo Subianto di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019). Selain Gatot, juga ada nama Fahri Hamzah, Fadli Zon hingga Rocky Gerung.

Sedangkan Dahlan Iskan mengungkap alasannya beralih dukungan dari Jokowi ke Prabowo. Dia menilai program Jokowi yang disampaikan pada 2014 tidak terlaksana. Selain itu, Dahlan juga menceritakan, 5 tahun yang lalu, pimpinan 'Dahlanis' sebenarnya memihak Prabowo. Namun dia sendiri yang memilih Jokowi.

"Lima tahun yang lalu sebetulnya semua pimpinan Dahlanis se-Indonesia sudah berkumpul untuk mengambil sikap akan memihak Pak Prabowo atau Pak Jokowi. Waktu itu keputusan terbanyak sebetulnya memihak Pak Prabowo, tapi saya veto kita harus memihak Pak Jokowi karena program-program Pak Jokowi itu," papar mantan Menteri BUMN itu.


 

 

 

KOMENTAR