22 Siswa Jepang Desak PBB Hapus Senjata Nuklir di Dunia

Binsar

Wednesday, 21-08-2024 | 10:46 am

MDN
Siswa sekolah menengah Jepang, yang dipilih sebagai pembawa pesan perdamaian oleh komite sipil yang berbasis di Nagasaki, menghadiri konferensi perlucutan senjata PBB di Jenewa pada 20 Agustus 2024 [ist]

 

Jakarta, Inakoran

Sebanyak 22 siswa sekolah menengah Jepang pada hari Selasa menyerahkan serangkaian tanda tangan kepada PBB yang berisi seruan penghapusan senjata nuklir. Mereka hadir di marksa PBB Jenewa untuk menghadiri konferensi perlucutan senjata badan dunia tersebut.

Para siswa, yang berusia 15 hingga 18 tahun itu dipilih sebagai pembawa pesan perdamaian oleh komite sipil yang berbasis di Nagasaki. Di Jenewa, mereka juga bertemu dengan Carolyne-Melanie Regimbal, kepala layanan Kantor Urusan Perlucutan Senjata PBB di Jenewa.

“Dunia tanpa senjata nuklir adalah tujuan yang harus dimiliki oleh seluruh umat manusia,” kata Kosaku Okimoto, seorang siswa berusia 16 tahun dari Hiroshima, saat pertemuan dengan Regimbal, melansir Kyodonews.

 

 

Seto Sugimori, 17, dari Prefektur Fukuoka, mengatakan bahwa karena usia rata-rata orang yang selamat dari bom atom, atau hibakusha, kini lebih dari 85 tahun, jumlah yang bersedia berbagi cerita dengan kami semakin berkurang setiap tahunnya.

Komite ini memilih sebagai pembawa pesan perdamaian setiap tahun dari sejumlah pelamar nasional. Kelompok terakhir mengirimkan ke kantor Jenewa sejumlah 96.428 tanda tangan yang dikumpulkan di seluruh Jepang, sehingga jumlah total yang dikumpulkan melalui inisiatif ini menjadi lebih dari 2,7 juta.

Regimbal mengatakan diskusi untuk melarang senjata nuklir memerlukan waktu, namun bahkan jika beberapa negara tidak setuju, kita semua sepakat untuk memastikan bahwa apa yang terjadi di Jepang, di Hiroshima dan Nagasaki, tidak akan pernah terjadi lagi.

“Tolong terus angkat suara Anda. Kami mendengarkan,” katanya.

Merujuk pada invasi Rusia ke Ukraina dan konflik di Palestina antara Israel dan kelompok militan Hamas, para mahasiswa mendesak negara-negara terkait untuk bertindak sesegera mungkin untuk mencegah bencana kemanusiaan lainnya.

 

 

Inisiatif utusan perdamaian ini dimulai pada tahun 1998, ketika dua siswa sekolah menengah dari Nagasaki membawa tanda tangan yang menyerukan penghapusan senjata nuklir ke markas besar PBB setelah India dan Pakistan melakukan uji coba nuklir.

Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada hari-hari terakhir Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, dengan jumlah korban tewas pada akhir tahun itu mencapai sekitar 140.000 orang dan sekitar 74.000 orang, menurut kota-kota tersebut.

KOMENTAR