Ada Indikasi Hendak Lakukan Kudeta, 20 Pangeran Arab Saudi Ditangkap

Binsar

Monday, 09-03-2020 | 14:14 pm

MDN
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman [ist]

Riyadh, Inako

Pihak Kerajaan Arab Saudi melaporkan sebanyak 20 pangeran di negara itu telah diamankan pihak kerajaan karena terindikasi hendak melakukan kudeta terhadap pemerintahann Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Penangkapan yang dijuluki sebagai ‘pembersihan massal’ ini terpaksa harus dilakukan Raja Salman dan Putran Mahkota, karena ada indikasi kuat bahwa ke-20 pangeran ini sedang merancang sebuah aksi kudeta terhadap kekuasaan Raja Salman dan Putranya.

Salah satu dari ke-20 pngerang yang diamankan itu adalah adik Raja Salman, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz dan mantan putra mahkota, Mohammed bin Nayef.

"Hingga 20 pangeran telah ditangkap karena diduga menjadi bagian dari kudeta untuk menggulingkan Putra Mahkota," tulis Middle East Eye (MEE) dalam laporannya yang mengutip sumber di Saudi, yang dilansir Senin (9/3/2020).

Simak Video Inakoan.com dan jangan lupa klik subscribe and like

 

Laporan MEE menyebutkan, ke-20 pangeran yang ditangkap itu antara lain: "Pangeran Ahmed; putranya Pangeran Nayef bin Ahmed bin Abdulaziz (Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Angkatan Darat), mantan Putra Mahkota Mohammed bin Nayef; dan saudara tirinya Nawaf.

"Keponakan Raja Salman (Mohammed bin Nayef) adalah anggota peringkat tertinggi Angkatan Bersenjata Saudi yang diketahui ditahan sejauh ini," sambung laporan MEE.

Informasi yang didapat pihak kerajaan mengatakan bahwa ke-20 pangeran yang ditangkap diketahui telah melakukan kontak intensif dengan pihak asing termasuk Amerika Serikat (AS) memuluskan rencana kudeta.

Ada satu nama yang menjadi kejutan dalam penangkapan itu yakni Mohammed bin Nayef (60). Pasalnya, dia secara luas dikenal berada di bawah pengawasan ketat setelah dikeluarkan dari garis suksesi oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada pertengahan 2017.

Hingga saat ini, pihak Kerajaan Arab Saudi sendiri belum mengonfirmasi secara resmi perihal penangkapan massal tersebut. Hal yang sama juga dilakukan oleh sejumlah kedutaan Arab Saudi di Washington yang juga belum bersedia berkomentar.

KOMENTAR