Agama Bukan Faktor Yang Membuat Masyarakat Terpecah

Inakoran

Saturday, 21-04-2018 | 23:42 pm

MDN
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi K

 

Mahakam  Ulu, Kaltim, Inako 



Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kaltim, Sofyan Noor mengatakan bahwa saat ini, banyak gesekan di tengah kehidupan bermasyarakat yang dilatarbelakangi oleh perbedaan keyakinan atau agama.



Padahal, kata Sofyan, tidak ada agama apapun di dunia ini yang mengajarkan permusuhan terhadap sesama manusia.

Semua agama, lanjut Sofyan, mengajarkan perdamaian, sehingga masyarakat jangan sampai terhasut isu menyesatkan yang mengatasnamakan agama dengan tujuan memecah belah umat.

"Tidak ada satu pun agama yang mengajak permusuhan, jadi kita semua harus terus bersatu membangun Mahakam Ulu khususnya, lebih luas lagi membangun Kaltim dan lebih luas lagi adalah bersatu untuk membangun Indonesia lebih maju," ujar Sofyan Noor di Ujoh Bilang, ibukota Kabupaten Mahakam Ulu, Jumat (20/4/2018).

Ia juga mengatakan bawah jika ada perseteruan di suatu kelompok yang mengatasnamakan agama, maka hal itu jangan dipercaya, tetapi harus diselidiki dulu kebenarannya.

Saat ini banyak pihak yang mempolitisasi perpecahan dengan isu yang sengaja digiring ke arah agama.

Berdasarkan peristiwa yang pernah terjadi, lanjut Sofyan, hilangnya perdamaian dan persatuan di suatu tempat yang katanya isu agama, namun akar masalah yang ada ternyata bukan agama, namun masalah ekonomi dan politik.

Saat menghadiri silaturahmi bersama pimpinan dan tokoh lintas agama di Ujoh Bilang, Kabupaten Mahulu, Sofyan menjelaskan bahwa mengejar ekonomi dan politisasi hanya urusan dunia yang sifatnya hanya sementara, padahal yang paling penting seharusnya mengejar akhirat yang bersifat kekal, sehingga agama harus menjadi pegangan.

"Saya bersyukur karena di Mahakam Ulu ini ternyata tingkat kerukunan antarumat beragama sangat tinggi. Masing-masing pemeluk agama saling menghargai sehingga perdamaian, persatuan dan kesatuan ini menjadi modal besar untuk membangun daerah," katanya.

 

 

 

 

KOMENTAR