Airlangga Hartarto Dorong Gibran Kembangkan Pariwisata Berbasis Budaya di Kota Solo

Binsar

Saturday, 17-09-2022 | 05:37 am

MDN
Airlangga Hartarto Dorong Gibran Kembangkan Pariwisata Berbasis Budaya di Kota Solo [Inakoran]

 

Solo, Inakoran

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mendorong Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka untuk mengembangkan pariwisata berbasis budaya di Kota Solo.

Hal itu disampaikan Airlangga saat tampil sebagai pembicara utama dalam forum diskusi bertajuk Srawung Sanak Mangkunegaran, yang digelar di Kusuma Sahid Prince Hotel, Jumat (16/9) petang.

Menurutnya, saat ini pemerintah sedang memberi perhatian serius pada pengembangan kepariwisataan berbasis budaya. Solo, kata Airlangga, adalah daerah yang dikenal sangat kental dengan objek wisata budaya.

Menurutnya, budaya Solo bersumber dari dua kekuatan yaitu Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran.

 

 

“Ibarat pesawat, Solo mempunyai twin engine (dua mesin). Satu Pura Mangkunegaran dan satunya lagi Kasunanan. Bahkan sebelum ada Indonesia sejarahnya ada di situ," katanya.

Dalam forum itu, Airlangga tampil dengan mengenakan pakaian beskap dilengkapi blangkon khas Solo. Tampilan itu selaras dengan topik budaya yang menjadi fokus diskusi sore itu.

Pria kelahiran Surabaya 57 tahun silam itu mengatakakan, saat ini, Pura Mangkunegaran semakin eksis dalam mengembangkan potensi pariwisata berbasis budaya. Dia menilai, hal itu terjadi sebagai hasil dari kekompakan yang terjalin antara Mangkunagoro (MN) X Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Karena itu, Menko yang masih keturunan Mangkunegara itu meminta Gibran untuk melakukan hal serupa terhadap Keraton Kasunanan.

 

Airlangga mengaku, kedatangannya ke Solo tidak terlepas dari statusnya yang masih memiliki trah atau garis keturunan dari Pura Mangkunegaran. Ia mengklaim memiliki darah dari Ki Ageng Gribig dan Mangkunegara VII.

Karena masih berdarah Ki Ageng Gribig dan Mangkunegara, maka sebelum acara bincang-bincang budaya di Solo, Airlangga menghadiri tradisi Yaa Qowiyyu yang ada di Jatinom, Klaten, sehari sebelumnya.

 

KOMENTAR