Akhir Pekan, Harga Emas Tertekan Dolar AS
Jakarta, Inako
Pasar emas mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Jumat (12/10/2018) diakui akibat tekanan penguatan dolar AS dan rebound pasar saham.
Harga emas Comex kontrak Desember 2018 turun 5,6 poin atau 0,46% menjadi US$1.222 per troy ounce. Dalam waktu yang sama, harga emas spot terkoreksi 7,04 poin atau 0,58% menjadi US$1.217,05 per troy ounce.
Emas sempat mencapai level tertingginya sejak 31 Juli 2018 pada Kamis (11/10) setelah mencapai harga US$1.226,27 per troy ounce. Dalam sepekan ini, harga logam mulia tersebut naik 1,3%.
Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,204 atau 0,21% menjadi 95,221 pada Jumat (12/10). Sepanjang 2018, harga sudah menguat 3,36%.
“Akan tetapi, reli dolar AS menekan harga emas pada akhir pekan,” tutur Alex Turro, market strategist RJO Futures, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (13/10).
Menurutnya, harga emas ke depan akan ditentukan oleh sikap bank sentral AS soal suku bunga.
Tahun ini, The Fed sudah mengerek suku bunga tiga kali. Langkah serupa diperkirakan kembali diambil pada Desember 2018.
“Bila suku bunga kembali naik, itu akan memberikan tekanan terhadap harga emas,” ujar Turro.
George Gero, managing director RBC Wealth Management, menyampaikan turunnya harga emas pada akhir pekan juga disebabkan membaiknya bursa saham. Oleh karena itu, dibutuhkan jumlah permintaan besar untuk menguatkan harga.
“Emas membutuhkan lebih banyak amunisi agar bergerak meningkat lebih jauh, setelah sebelumnya mulai ditinggalkan pembeli ritel. Pembeli sebelumnya kebanyakan dari bank sentral,” paparnya.
TAG#Harga Emas
188650436
KOMENTAR