Al Hilal Hamdi : Durian Musang King adalah Emas Hijau
Bogor, Inako
Durian Musang King merupakan salah satu jenis durian yang sangat popoluer saat ini. Durian yang pertama kali dikembangkan di Malaysia ini terkenal karena enak, berdaging tebal, manis dan legit, berwarna kuning seperti kunyit. Saking enaknya, kepopuleran durian ini bahkan menyaingi durian monthong asal Thailand yang lebih dulu populer.
Kapan durian Musang King masuk Indonesia? Prof. Al Hilal Hamdi, pemilik kebun durian di Vila Musang King Rancamaya, Bogor, mengatakan, durian Musang King masuk Indonesia tahun 2017. Ia bersama dengan pekerja mulai menanam Musang King pada Maret 2017. Tetapi tidak butuh waktu lama ia menikmati panen perdana pada September 2020. Jadi hanya butuh 3,5 tahun hasilnya bisa dinikmati.
Mereka mulai panen perdana dengan 26 pohon. Dan rata-rata setiap pohon menghasilkan 10 kilogram. “Dibandingkan dengan jenis durian lain, harga Musang King sangat fantatis. Saat ini harga rata-rata setiap kilogram mencapai Rp 400.000,” kata Al Hilal Hamdi kepada Inakoran di Vila Musang King Rancamaya, Bogor, minggu lalu.
Menurut mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi masa Presiden Gur Dur ini, dengan harga Rp 400 ribu, maka setiap pohon menyumbangkan hasil Rp 4 juta rupiah.
Ia menambahkan, biaya investasi untuk setiap pohon, mulai dari biaya tenaga kerja, pembibitan, biaya tanam, perawatan hingga pemetikan hanya butuh Rp 1 juta. Itu berarti dengan hasil Rp 4 juta per pohon, maka dalam waktu singkat sudah balik modal ditambah keuntungan.
Dengan mengacu pada harga selangit itu, Al Hilal Hamdi menyebutkan durian Musang King sebagai emas hijau. Untuk itu ia membandingkan rata-rata penghasilan yang diperoleh pekerja yang menambang emas dengan mereka yang membudidayakan pohon durian Musang King.
“Pekerjaan menggali emas sangat berisko karena taruhannya adalah nyawa. Belum lagi pengolahan emas harus menggunakan sianida dan air raksa yang beracun. Sementara kegiatan membudidayakan Musang King hampir tidak memiliki risiko, dan hasilnya sangat luar biasa,” tambahnya.
Menurut mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transamigrasi, dalam 3 hingga 4 tahun pertama setiap pohon hanya menghasilkan Rp 4 juta, namun dalam 5 tahun ke depan hasilnya akan terus meningkat hingga Rp 20 juta rupiah per pohon.
“Nah, kalau harga 1 gram emas Rp 900 ribu, maka hanya dengan satu pohon Musang King, petani sudah bisa membeli 25 gram emas,” pungkasnya.
KOMENTAR