Apa sasaran AS menutup Konsulat China di Amerika? Ini Kata pengamat jelang Pilpres November

Jakarta, Inako

Gerard Araud, mantan duta besar Prancis untuk Amerika Serikat, mengatakan pemerintahan Trump berusaha untuk membingkai konflik dalam istilah ideologis.

"Sebagian besar waktu, pemerintah AS tidak merujuk lagi ke China tetapi kepada (Partai Komunis China)," kata Araud di Twitter. "Cara kasar untuk mengubah persaingan kekuatan besar menjadi perang salib ideologis."

BACA JUGA: 

AS perintah menutup beberapa Konsulat China di AS pergumulan keduanya semakin tegang

APA SAJA SASARAN?

Sebelumnya Jaksa Agung AS Bill Barr menuduh China melakukan "blitzkrieg ekonomi" di pasar bebas global dan mengatakan kepada perusahaan-perusahaan AS untuk berhenti mengkompromikan prinsip-prinsip mereka untuk menenangkan para pemimpin dan regulator Tiongkok.

"Jika Disney dan perusahaan Amerika lainnya terus tunduk pada Beijing, mereka berisiko merusak daya saing dan kemakmuran masa depan mereka sendiri, serta tatanan liberal klasik yang memungkinkan mereka untuk berkembang," kata Barr.

Pandemi virus korona telah memperburuk ketegangan antara Washington dan Beijing dan Trump berulang kali menyerang China karena tidak menghentikan apa yang disebutnya "virus China".

Sejak Mei, Amerika Serikat menuduh China berusaha mencuri penelitian vaksin coronavirus, sebuah tuduhan juga ditujukan terhadap dua peretas China yang disebutkan dalam dakwaan Selasa.

KENAPA SEKARANG?

Barr memperingatkan tidak hanya tentang "blitzkrieg ekonomi" China tetapi juga upaya Beijing untuk "melampaui Amerika Serikat sebagai negara adidaya unggulan dunia".

Sekitar 100 hari sejak pemilihan presiden November, Trump telah berusaha menjadikan hubungan AS dengan China sebagai tema utama kampanyenya, menuduh saingannya, mantan wakil presiden Joe Biden, bersikap "lunak" terhadap China.

Berbicara pada sidang Senat tentang China, Wakil Sekretaris Negara Stephen Biegun mengatakan Amerika Serikat menghadapi "tantangan signifikan di Cina".

"Satu hal yang menurut saya tidak kita harapkan adalah hasil yang cepat," kata Biegun. "Kami menghadapi tantangan generasi di sini.

"Ini adalah tantangan berat di hampir setiap dimensi kehidupan ekonomi, politik, dan sosial dan militer kita."