AS dan Jepang Gelontorkan Bantuan Senilai $20 Miliar Untuk Indonesia Bantu Transisi Energi

Binsar

Wednesday, 16-11-2022 | 10:36 am

MDN
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (kiri) disambut oleh Presiden Indonesia Joko Widodo di tempat KTT Kelompok 20 di Nusa Dua di pulau resor Indonesia di Bali pada 15 November 2022 [ist]

 

Jakarta, Inakoran

Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara lain pada hari Selasa mengumumkan kemitraan transisi energi jangka panjang dengan Indonesia yang bertujuan untuk memobilisasi $20 miliar dalam pembiayaan publik dan swasta untuk membantu negara Asia Tenggara tersebut mencapai target iklimnya.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, sebagaimana dilansir dari Kyodonews,  menyambut baik peluncuran kemitraan tersebut. Menurut Kishida, pemerintahnya berharap dapat membantu mempercepat transisi energi dari batu bara ke alternatif terbarukan, yang sedang dilakukan di Indonesia dengan keterlibatan sektor swasta.

 

 

Bantuan senilai miliaran dolar tersebut diumumkan di sela-sela KTT Kelompok 20 negara ekonomi utama di pulau resor Indonesia, Bali.

Kemitraan Transisi Energi yang Adil diharapkan dapat membantu total emisi sektor listrik Indonesia yang bergantung pada batu bara memuncak pada tahun 2030. Transisi energi, bertujuan untuk mencapai emisi nol bersih di sektor ini pada tahun 2050.

Dana sebesar $20 miliar akan dibiayai dari sektor publik -- anggota Kelompok Tujuh serta Norwegia dan Denmark -- dan sektor swasta, menggunakan campuran hibah, pinjaman lunak, investasi swasta, dan cara lain selama tiga sampai lima tahun. periode tahun.

Anggota G-7 adalah Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa.

 

 

Selama enam bulan ke depan, negara-negara yang tergabung dalam kemitraan ini akan bekerja sama mengembangkan rencana konkret untuk investasi, pembiayaan, dan bantuan teknis guna mendukung tujuan iklim Indonesia.

Presiden Indonesia Joko Widodo dikutip dalam pernyataan bersama mengatakan bahwa "Indonesia berkomitmen untuk menggunakan transisi energi kita untuk mencapai ekonomi hijau dan mendorong pembangunan berkelanjutan."

Menurut Badan Energi Internasional, negara kaya sumber daya ini merupakan produsen batu bara terbesar keempat di dunia.

 

KOMENTAR