BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia Sejak Awal Mei

Binsar

Thursday, 12-05-2022 | 11:58 am

MDN
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia Sejak Awal Mei [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

  

Sejak awal Mei 2022, cuaca panas melanda beberapa daerah di Indonesia. Catatan BMKG menyebut, suhu udara pada tanggal 1-7 Mei di Tangerang-Banten dan Kalimarau-Kalimantan Utara, berkisar antara 33-36,1 derajad celcius. Menurut BMKG, suhu itu tergolong normal. Menurut lembaga itu, cuaca panas terjadi karena dipicu oleh beberapa faktor lain seperti:

Masa pancaroba

Koordinator Bidang Cuaca dan Peringatan Dini BMKG Miming Saefudin menyebut kondisi itu terjadi karena saat ini Indonesia tengah memasuki periode peralihan musim hujan ke kemarau atau musim pancaroba.

Posisi matahari

Saat ini, matahari berada di arah wilayah utara ekuator alias khatulistiwa, atau tepatnya di sekitar lintang 14 derajat dan masih bergerak ke utara hingga Juni 2022. Gerak semu matahari sendiri merupakan penampakan pusat tata surya itu yang seolah-olah bergerak dari timur ke barat. Gerak semu tahunan mengakibatkan matahari jarang tepat berada di tengah garis khatulistiwa, kecuali pada Maret dan September. Pada saat itulah warga di khatulistiwa akan merasakan matahari lebih panas.

 

 

Kelembapan tinggi

Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fahry Rajab, selain karena suhu udara, kelembapan juga terjadi karena kelembapan tinggi. Suhu 33-36 derajad celcius masih tergolong normal.

Awan tipis

Suhu naik juga disebapkan minimnya tutupan awan di wilayah jabodetabek pada pagi hari, yang mengakibatkan terjadinya pemanasan radiasi matahari maksimal di permukaan.

Suhu gelombang panas

Menurut BMKG, gelombang panas merupakan kondisi udara panas berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut. Sementara, Indonesia mengalami kondisi suhu panas dalam skala variabilitas harian.

Fahry Rajab menjelaskan, suhu panas di Jabodetabek bukanlah yang tertinggi. Rekor suhu di Indonesia yang pernah tercatat adalah 40 derajat celsius di Larantuka, Flores Timur, NTT, 2012.

KOMENTAR