BRI Siap Buyback Saham Senilai Rp 1,5 Triliun  dan GOTO Rp 3,2 Triliun

Sifi Masdi

Monday, 06-05-2024 | 11:34 am

MDN
Pergerakan saham BRI Senin (6/5/2024) [inakoran]


 

 

Jakarta, Inakoran

 

Dalam situasi pasar yang fluktuatif, sejumlah emiten berkapitalisasi pasar besar (big caps) memilih untuk melakukan aksi pembelian kembali (buyback) saham. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap penurunan harga saham mereka di pasar.

 

Salah satu contoh emiten yang melakukan hal ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). BBRI telah menyiapkan dana hingga Rp 1,5 triliun untuk melakukan buyback saham. Keputusan ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 13 Maret 2023 dan pelaksanaannya akan berlangsung dalam kurun waktu 18 bulan sejak persetujuan.


BACA JUGA: Rekomendasi Saham Pilihan Hari Ini: Senin, 6 Mei 2024

 

Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, Sunarso, menjelaskan bahwa tujuan dari buyback ini adalah untuk memberikan sinyal positif kepada pasar bahwa kondisi BBRI jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang dipersepsikan oleh pasar. Hal ini dilakukan menyusul penurunan signifikan harga saham BBRI pasca publikasi laporan keuangan kuartal I-2024.

 

 

 

 

Selain BBRI, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga berencana melakukan buyback dengan dana sebesar US$ 200 juta atau setara dengan Rp 3,2 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat).

 

BACA JUGA:  Harga Emas Antam Anjlok ke Level Rp1.310.000 per Gram pada Perdagangan Awal Pekan Ini

 

Tak hanya itu, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga berencana untuk membeli kembali saham mereka. TBIG menyiapkan dana sebesar Rp 800,8 miliar untuk membeli kembali hingga 396,5 juta saham, sementara MEDC menganggarkan biaya sebesar Rp 200 miliar untuk buyback saham.

 

Sejumlah emiten lainnya seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) juga telah mengumumkan rencana buyback mereka.

 

Menurut Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada, tren harga saham yang sedang melandai seringkali menjadi momentum bagi emiten untuk melakukan buyback. Aksi ini diharapkan dapat menarik kepercayaan pelaku pasar dan menjadi sinyal positif bahwa emiten memiliki fundamental keuangan dan prospek kinerja yang baik.

 

BACA JUGA: Mengenal Lebih Dalam Investasi di Exchange Traded Funds (ETF)

 

Namun, Reza juga menekankan bahwa meski banyak emiten besar yang berencana melakukan buyback, aksi ini tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap pasar saham secara umum. Hal ini disebabkan karena buyback dilakukan secara bertahap dan dalam jangka waktu yang cukup lama.

 

Oleh karena itu, para investor dihimbau untuk tidak terburu-buru dalam mengambil langkah. Mereka tetap perlu mencermati momentum teknikal yang tepat untuk memulai koleksi saham. “Tentunya mencari sinyal dan momentum yang tepat untuk mengambil harga agar bisa cuan,” ujar Reza.

 

Pengamat pasar modal dan Founder WH-Project, William Hartanto, sepakat bahwa aksi buyback tidak akan memberi dampak signifikan terhadap kondisi pasar saham. Buyback lebih memberikan dorongan positif untuk saham tersebut, karena berpotensi menahan laju penurunan atau mendorong kenaikan harga saham saat tren sedang menguat.

 

Di antara emiten yang akan dan sedang menggelar buyback, William merekomendasikan saham BBRI, SRTG, ADRO, dan KEJU. Sedangkan Reza menjagokan saham BBRI, MEDC, ADRO, KLBF, dan INTP. “Bisa menjadi pertimbangan pelaku pasar untuk dimasukkan dalam portofolionya dengan memperhatikan likuiditas mereka,” tandas Reza.

KOMENTAR