ChatGPT Mulai Dipakai Untuk Analisa Saham, Wall Street Langsung Guncang

Sifi Masdi

Monday, 15-05-2023 | 14:56 pm

MDN
Ilustrasi Chat GPT yang dipakai untuk analisas saham [ist]

 

 

 

Jakarta, Inako

Chatbot generative  artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah menggucang pasar saham Amerika Serikat (AS) Wall Street. Lantaran sejumlah perusahaan teknologi di AS mulai menggunakan AI untuk menganalisis saham, sehingga tidak diperlukan tenaga konsultan.

Ilustrasi Chat GPT [ist]

 

BACA JUGA: Netizen Mengeluh Pajak Tiket Konser Coldplay Terlalu Mahal

Melihat manfaat Chatbot generative AI besar, maka sejumlah perusahaan teknologi besar di AS mulai berinvestasi miliaran dolar dalam teknologi ini.  Startup mengumpulkan modal dan mencoba mengembangkan model bisnis dengan menggunakan AI dengan cepat.

 

 

 

Investor saat ini tengah menilai sejauh mana kedatangan AI akan mengubah perusahaan, industri, dan praktik bisnis kontemporer, dan akhirnya turut mempertaruhkan taruhan di teknologi tersebut.

BACA JUGA:   Erick Thohir : BUMN Karya Yang Bergabung Adalah Sektor Konstruksi

Antusiasme terhadap potensi AI adalah salah satu alasan mengapa perusahaan teknologi besar AS menjadi performa terkuat tahun ini. Tidak diragukan lagi bahwa chatbot generative AI memang sedang populer saat ini.

ChatGPT mencapai 100 juta pengguna dalam dua bulan, mencatatkan rekor tercepat, sebagaimana ditulis analis di Goldman Sachs dalam catatan riset.

Diketahui, dampak kehebohan generative AI pun terasa di saham teknologi raksasa AS. Microsoft, misalnya,  mengalami kenaikan kapitalisasi pasar US$500 miliar sejak raksasa teknologi itu mengumumkan investasi US$10 miliar dalam startup OpenAI, pengembang ChatGPT, pada Januari lalu.

 

 

 

Saham Nvidia, yang memproduksi chip yang diperlukan untuk menggerakkan chatbot, telah melompat 96% sejauh ini tahun ini.

BACA JUGA:  Bagaimana AI dapat Membuat Dunia lebih Kacau daripada Listrik atau Internet

Berbeda nasib, induk perusahaan Google, Alphabet, sempat kehilangan nilai pasar hingga US$100 miliar dalam satu hari pada awal tahun ini setelah chatbot-nya, Bard, tidak memenuhi harapan investor.


 

 

 

 

KOMENTAR