China dan ASEAN Gelar KTT, Untuk Meningkatkan Hubungan di Tengah Ketegangan Dengan AS
Jakarta, Inako
Presiden Xi Jinping, Senin (22/1) mengatakan, China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASENA) terus berusaha meningkatkan hubungan dengan menjalin "kemitraan strategis yang komprehensif,". Hal itu disampaikan Jinping dalam pertemuan puncak yang diselenggarakan secara virtual, Senin.
Pertemuan itu diselenggarakan untuk memperingati 30 tahun dialog antara China dan ASEAN. Melalui pertemuan ini, Beijing ingin meningkatkan pengaruhnya di kawasan ASEAN di tengah meningkatnya ketegangan keamanan dengan Amerika Serikat.
Perdana Menteri China Li Keqiang biasanya mewakili China di KTT terkait ASEAN, tetapi Xi berpartisipasi dalam pertemuan terbaru untuk menggarisbawahi komitmen Beijing untuk memperkuat hubungannya dengan negara-negara Asia Tenggara, kata pakar urusan luar negeri.
China dan ASEAN sepakat bahwa kemitraan strategis komprehensif mereka "bermakna, substantif, dan saling menguntungkan," menurut pernyataan bersama yang diperoleh Kyodo News.
Dalam pidato video pada KTT hari Senin, Xi dikutip oleh Kantor Berita resmi Xinhua, memuji persahabatan bertetangga yang baik dan kerja sama yang saling menguntungkan antara China dan ASEAN selama 30 tahun terakhir.
Pernyataan Xi datang di tengah meningkatnya harapan bahwa negara-negara Kelompok Tujuh, termasuk Amerika Serikat dan Jepang, akan mengundang negara-negara ASEAN ke Inggris untuk pertemuan tatap muka bersama para menteri luar negeri pada awal Desember.
China, yang bersaing dengan Amerika Serikat untuk mendapatkan pengaruh di Asia Tenggara, diyakini menginginkan kode etik yang akan mencakup ketentuan yang dimaksudkan untuk mengekang intervensi AS di Laut China Selatan.
Mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh wilayah maritim, Beijing telah membangun pulau buatan dengan infrastruktur militer di perairan - rumah bagi beberapa jalur laut tersibuk di dunia.
Dalam upaya untuk menantang tindakan China di laut yang diperebutkan, Amerika Serikat telah meningkatkan operasi "kebebasan navigasi" dengan berlayar kapal perang melalui perairan.
China, sementara itu, ingin mengundang Jenderal Senior Min Aung Hlaing -- yang pada Februari memimpin kudeta yang menggulingkan pemerintah sipil Myanmar yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi -- ke pertemuan puncak Senin, tetapi beberapa negara ASEAN menentang proposal tersebut.
ASEAN memberi tahu China tentang kurangnya konsensus tentang masalah ini pada hari Sabtu, ketika Malaysia, Indonesia, Singapura dan Filipina mencoba untuk mengecualikan para pemimpin politik Myanmar dari KTT, tambah mereka.
Menurut Kyodo News, dalam KTT hari Senin, tidak ada perwakilan sama sekali dari Myanmar.
Kelompok ASEAN Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.
TAG#china, #asean, #ktt, #amerika, #ketegangan, #kemitraan
182204568
KOMENTAR