Dampak Corona Dirasa Lebih Berat Dari Sanksi FIFA

Binsar

Saturday, 28-03-2020 | 15:25 pm

MDN
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi [ist]

Semarang, Inako

Beberapa petinggi klub Liga 1 2020, menilai dampak virus corona bagi dunia sepakbola di Indonesia sagat berat. Bahkan CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi menilai, dampak penghentian Liga 1 lebih berat dari saknsi FIFA yang pernah dialami PSSI tahun 2015 silam.

Menurutnya, akibat pandemi virus corona lebih berat dari pembekuan PSSI.

Alasannya, saat FIFA membekukan sepak bola Indonesia 2015 lalu, beberapa klub kecil di Jawa Tengah masih mengadakan beberapa kegiatan pertandingan. Sementara yang terjadi saat ini, lanjutnya, seluruh kegiatan klub terhenti total.

Skuad PSIS Semarang, musim 2020/2021 [ist]

 

Pria yang bernama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya tersebut, mengatakan, pandemi corona membuat aktivitas lumpuh total.

Dulu, sambungnya, saat PSSI dibekukan, tim masih bisa beraktivitas.

"Situasinya lebih berat sekarang ya, kalau dulu kompetisi dibekukan, kami masih boleh berkegiatan," kata Yoyok Sukawi kepada awak media.

“Dulu saat PSSI mendapat sanksi FIFA, sejumlah tim sepak bola di Jawa Tengah masih bisa membuat turnamen. Bisnis klub juga masih bisa jalan, seperti penjualan jersey dan sebagainya,” tambahnya.

Sementara saat ini, lanjutnya, semua klub tidak ada kegiatan sama sekali.

“Tidak hanya sepak bola Indonesia yang terdampak. Kompetisi di Benua Eropa juga harus berhenti, dan ada sejumlah klub yang harus memotong gaji pemainnya,” cetusnya.

Ya, akibat pandemi corona memang bukan hanay dirasakan klub di Indonesia, tetapi juga dunia.

Malah, tambahnya, klub sebesar Barcelona sampai memotong gaji para pemainnya.

Untuk diketahui, PSSI sempat dibekukan oleh Menpora pada awal tahun 2015. Akibatnya, kompetisi sepak bola tanah air tidak bisa dijalankan selama semusim.

Namun, meski demikian, Yoyok menerima kenyataan ini secara biasa-biasa saja sebab kondisi ini dialamai semua klub di semua negara di dunia.

 

 

 

 

KOMENTAR