Digitalisasi UMKM Kunci Utama UMKM Naik Kelas

Sifi Masdi

Monday, 21-08-2023 | 11:23 am

MDN
Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah (ke-2 dari kiri) dalam acara Workshop US-ASEAN Business Council Institute [kemenkopukm]

 

 

 

Semarang, Inako

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama dengan US-ASEAN Bussiness Council (US-ABC), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) bersepakat untuk mempercepat digitalisasi UMKM.

Siti Azizah [kemenkop]

 

BACA JUGA:  Revisi RUU Perkoperasian Dorong Koperasi Lebih Adaptif

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam sambutan yang dibacakan Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan digitalisasi UMKM menjadi salah satu kunci utama UMKM naik kelas.

Pada acara Workshop US-ASEAN Business Council Institute bertema Empowering Indonesia SME’s in the Digital Economy, Sabtu (19/8), itu disebutkan bahwa dengan masuk ke dalam ekosistem digital, pelaku UMKM bisa mendapatkan akses pasar yang lebih luas. Apalagi potensi nilai ekonomi dari ekonomi digital mencapai 360 miliar dolar AS di tahun 2030.

 

BACA JUGA: MenKopUKM Launching Susu Ikan Pertama di Indonesia Hasil Kemitraan Koperasi dan UKM

Menteri Teten berharap dengan sinergi antar pemangku kepentingan bisa mendorong pencapaian target 30 juta UMKM yang onboarding di ekosistem digital di tahun 2024. Sejauh ini jumlah UMKM yang sudah go digital mencapai 22,2 juta atau setara 74 persen dari target.

"Kami menyadari masih banyak para pelaku UMKM di Indonesia yang belum dapat terkoneksi dengan ekosistem digital, terutama di daerah yang masih rendah literasi digitalnya. Dengan adanya inisiasi kolaborasi antar pemangku kepentingan diharapkan mampu meng-aggregasi UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital," ujar Menteri Teten.

 

 

 

 

Menteri Teten menambahkan tantangan digitalisasi UMKM adalah rendahnya literasi digital terutama di daerah pelosok dimana infrastruktur digital masih sangat terbatas. Hasil survei World Digital Competitiveness menunjukkan Indonesia menduduki peringkat 53 dari 63 negara. Ini jauh lebih rendah dibandingkan Thailand di posisi 40, Malaysia di posisi 26 dan Singapura di posisi nomor 4.

 

BACA JUGA:  Polusi Udara Bisa Mengganggu Perkembangan Saraf dan Kemampuan Kognitif

Untuk melakukan percepatan ini, KemenKopUKM memprioritaskan tujuh aspek digitalisasi yaitu aspek akses pasar, aspek pemantauan kualitas produksi, aspek keuangan dan akses pembiayaan, aspek manajemen organisasi, aspek kapasitas produksi, aspek supplier, dan aspek distribusi atau logistik. Dia berharap dengan sinergi multipihak ini bisa mendorong pencapaian target UMKM Go Digital.

"Saya mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi bersama dalam upaya percepatan transformasi digital UMKM guna mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional di Indonesia," ucap Menteri Teten.

Sementara itu Deputi Bidang Kewirausahaan Siti Azizah menambahkan bahwa demi memastikan upaya digitalisasi UMKM berkualitas, KemenKopUKM menggelar training dan pendampingan bagi UMKM secara berkelanjutan. Bahkan untuk optimalisasi pelatihan dan pendampingan, KemenKopUKM menggandeng 47 platform digital.

 

 

"Kami membuat konsep konsultasi dan pendampingan selama tiga bulan jadi tidak lepas begitu saja. Jadi kalau bapak - ibu punya masalah bisa dikonsultasikan, atau butuh pendampingan kami sediakan," ucap Siti Azizah.

Siti Azizah juga mengungkapkan pelaku UMKM diharapkan bisa mulai mengakses laman LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) atau Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) untuk mendapatkan pangsa pasar dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah.

Dijelaskan bahwa 40 persen belanja pemerintah pusat dan daerah diharuskan pada UMKM. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 12 tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.


 

 

KOMENTAR