Dr. KH Manarul Hidayat: Tantangan Terbesar Mubalig Saat Ini Adalah Medsos
Jakarta, Inako
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ittihadul Mubalighin wal Mubalighat, Dr. KH Manarul Hidayat MA, mengungkapkan tantangan berat yang dihadapi para Mubalig saat ini—bukanlah pemerintah yang tegas dan otoriter, melainkan canggihnya sains dan teknologi yang merebak begitu pesat.
BACA JUGA: Kemanusiaan Untuk Sakit Berat….
Pernyataan ini disampaikannya saat melantik para pengurus Ittihadul Mubalighin wal Mubalighat Provinsi DKI Jakarta periode 2023-2028 di Pondok Pesantren Ma’had Tahfidh Al Quran Nurani, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2023).
Menurut KH Manarul Hidayat, organisasi Ittihad Mubalighin atau Persatuan Mubaligh Indonesia merupakan sebuah entitas yang mewadahi para da'i penuh semangat di seluruh Indonesia. Namun, perjalanan panjang organisasi ini tidak terlepas dari rintangan dan pencapaian yang penuh makna.
Ia menambahkan Ittihad Mubalighin digagas oleh KH Ahmad Sjaiku dan langsung menjadi Ketua Umum yang pertama. Ketua Umum berikutnya adalah Prof. Dr. KH Syukron Ma'mun.
BACA JUGA: Politisi Indonesia dan Kaledonia Baru Sepakat Bahas Isu Perempuan
Ia mengungkapkan organisasi ini lahir di masa gejolak, tepatnya tahun 1978. Saat itu kegiatan mengaji selalu dicurigai, dan kritik terhadap pemerintah dipandang sebagai hal yang tidak boleh dilakukan.
Sebagai Ketua Umum generasi ketiga, Dr. KH Manarul Hidayat menyaksikan perubahan signifikan dalam arah organisasi ini. Awalnya dikenal sebagai Ittihadul Mubalighin, kini telah berkembang menjadi Ittihadul Mubalighin wal Mubalighat, sehingga menjangkau lebih luas lagi dalam upayanya menyebarkan ajaran Islam yang penuh cinta dan kedamaian.
Namun, seperti pepatah mengatakan, setiap medali punya sisi dua. Di era yang semakin maju dan teknologis ini, tantangan terbesar bagi Ittihad Mubalighin bukan lagi dari pemerintah yang otoriter, melainkan dari sains dan teknologi, terutama media sosial yang merajalela. Medsos telah membawa perubahan signifikan dalam cara manusia berinteraksi, belajar, dan berkomunikasi.
BACA JUGA: Ganjar Ngaku Sudah Kantongi Nama Cawapres
Dalam sambutannya, KH karismatis ini menegaskan bahwa media sosial bukan hanya memberikan kemudahan dalam mempelajari Al Quran dan ilmu pengetahuan, serta membuka pintu komunikasi yang lebih luas. Namun, di balik gemerlapnya kemudahan tersebut, terselip pula bahaya perpecahan di kalangan umat Islam. Media sosial bisa menjadi medan pertempuran ideologi dan keyakinan, yang memicu pertikaian dan perpecahan di tengah-tengah masyarakat.
Dalam menghadapi tantangan ini, Dr. KH Manarul Hidayat dan seluruh jajaran Ittihad Mubalighin berjuang untuk menjaga keseimbangan. Mereka menyadari bahwa di tengah pesatnya perkembangan teknologi, nilai-nilai kebersamaan dan persatuan harus tetap diutamakan. NKRI, sebagai harga mati, harus dipertahankan dengan penuh kegigihan dan kecintaan, tanpa mencurigai setiap langkah yang diambil untuk memajukannya. Mereka berupaya menjalankan program-program organisasi dengan baik, percaya bahwa Islam Rahmatan lil'alamin adalah landasan utama untuk membawa kedamaian dan kasih sayang kepada seluruh manusia dan alam.
KOMENTAR