Dua Tewas Dalam Bentrokan di Selatan Ibu Kota Lebanon

Binsar

Friday, 28-08-2020 | 08:58 am

MDN
Ilustrasi

 

Beirut, Inako

Dua orang tewas dan tiga lainnya mengalami cedera saat terjadi bentrokan di sebuah kota di selatan Beirut, ibu kota Lebanon, Kamis malam. Kantor berita negara dan sumber keamanan setempat melaporkan, bentrokan terjadi di tengah desakan beberapa partai politik agar masyarakat tenang.

Tentara Lebanon mengatakan di akun Twitter-nya bahwa mereka telah mengerahkan unit ke kota Khaldeh untuk "mengendalikan situasi" dan memulihkan ketenangan.

Ilustrasi

 

Tentara Lebanon dan sumber keamanan mengatakan baku tembak telah terjadi. Media lokal menunjukkan rekaman tembakan senjata berat dan api yang berkobar di gedung-gedung di daerah tersebut.

Konfrontasi meletus setelah pertikaian beberapa hari yang lalu atas spanduk yang menandai ritual keagamaan Muslim Syiah Ashoura di daerah tempat tinggal Syiah dan Sunni, sumber keamanan, kata seorang pejabat kedua dan seorang pejabat senior. Tentara Lebanon juga mengutip perselisihan mengenai spanduk tersebut dalam pernyataan tweet mereka.

Beberapa jam setelah bentrokan awal, pejabat senior itu mengatakan ketegangan telah mereda. Tentara Lebanon mengatakan telah menangkap empat orang sehubungan dengan bentrokan itu.

 

Beberapa partai politik menyuarakan keprihatinan atas insiden yang terus terjadi. Insiden itu mencerminkan negara yang gelisah di tengah kekhawatiran bahwa hal itu dapat meningkat dan memperparah berbagai krisis Lebanon di tengah kekosongan politik.

Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, seorang pejabat tinggi keamanan Lebanon, memanggil partai Syiah Hizbullah dan Amal serta politisi Sunni Saad al-Hariri untuk menenangkan situasi, kata pejabat senior itu.

Pemimpin Druze Walid Jumblatt, yang memiliki pengikut dan pengaruh di daerah Khaldeh, mengatakan jalan raya ke selatan dan keamanan warga di daerah itu adalah yang terpenting.

Ilustrasi

 

"Partai politik atau sektarian dilarang untuk mengacaukan jalan dan wilayah yang diperuntukkan bagi semua orang," tulisnya di Twitter.

Gerakan Masa Depan mantan perdana menteri Saad al-Hariri, yang termasuk di antara pengikutnya banyak Muslim Sunni Arab di Khaldeh, mengeluarkan pernyataan yang mendesak mereka untuk menahan diri.

KOMENTAR