Fintech Abal-abal dari China Serbu Indonesia

Sifi Masdi

Wednesday, 01-05-2019 | 01:23 am

MDN
Ilustrasi Fintech [ist]

Jakarta, Inako

Satgas waspada investasi beberapa waktu lalu mengumumkan telah memblokir 144 daftar layanan fintech peer to peer lending ilegal alias abal-abal.  Dari daftar tersebut ada beberapa fintech dari luar negeri dan paling banyak dari China. Memang, China adalah salah satu negara yang terkenal punya 'masalah' dengan layanan pinjaman online ini. 

Mulai dari pinjaman yang agunannya foto bugil peminjam sampai bunga yang diberikan terlalu tinggi.

Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing menjelaskan saat ini sedang berupaya untuk memberantas fintech abal-abal yang meresahkan itu. 

"Banyak (asal) mereka, dari China, Amerika, Singapura, Malaysia dan Indonesia juga ada," ujar Tongam kepada wartawan, Selasa (30/4/2019).

Dia menjelaskan, sampai dengan saat ini, jumlah Fintech Peer-To-Peer Lending tidak berizin yang ditemukan Satgas Waspada Investasi pada tahun 2018 sebanyak 404 entitas sedangkan pada tahun 2019 sebanyak 543 entitas sehingga secara total saat ini yang telah ditangani sebanyak 947 entitas sebagaimana terlampir. 

Wakil ketua asosiasi fintech pendanaan bersama Indonesia (AFPI) Sunu Widyatmoko menjelaskan Indonesia memang memiliki potensi pasar fintech yang sangat besar. Sehingga pelaku fintech dari negara lain termasuk dari China tertarik masuk ke Indonesia. 

"Untuk motivasi mereka (Fintech asal China) yang ke Indonesia sebenarnya belum diketahui secara pasti. Karena saya juga nggak bisa menuduh, yang jelas Indonesia itu pasarnya sangat besar untuk fintech ini," ujar Sunu. 

 

 

KOMENTAR