Ganjar Resmi Pisah Jalan Dengan Jokowi

Sifi Masdi

Monday, 20-11-2023 | 12:28 pm

MDN
Capres Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi [ist]

 

 

 

Jakarta, Inako

Dalam episode terbaru panggung politik Indonesia, Capres potensial Ganjar Pranowo secara resmi menyatakan kritiknya terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Terkiat dengan kritikan tersebut, Adi Prayitno, Pengamat Politik dari Universitas UIN Syarif Hidayatullah, mengungkapkan bahwa ungkapan kritis Ganjar  terhadap Jokowi merupakan tanda  keduanya pisah jalan, dan persatuan keduanya semakin sulit diwujudkan di arena Pilpres 2024.

"Pernyataan Ganjar semakin menguatkan keyakinan bahwa Jokowi dan Ganjar tak bisa bersama di Pilpres 2024," ujar Adi Prayitno, Senin, 20 November 2023.

Diketahui bahwa kritik Ganjar terhadap Jokowi muncul dalam Sarasehan Nasional Ikatan Keluarga Alumni Universitas Negeri Makassar (UNM) pada Sabtu, 18 November lalu. Saat itu Ganjar memberikan skor 5 dari 10 untuk penegakan hukum era Jokowi. Keputusan Mahkamah Konstitusi terkait batas usia minimum capres-cawapres menjadi pemicu utama dari kritik tersebut.

Ganjar, dengan tegas, menyatakan pentingnya memastikan bahwa demokrasi berjalan dengan baik.

"Harus kita pastikan demokrasi bisa baik, meski sekarang belum baik-baik saja," ujarnya.

Ganjar memaparkan bahwa meskipun proses demokrasi di Indonesia kadang berliku, jika dipaksakan, demokrasi akan tetap mencari jalannya hingga mencapai muara. Pandangannya menggarisbawahi pentingnya menjaga demokrasi sebagai suatu kebersamaan.

Pisah jalan antara Ganjar dan Jokowi tidak hanya tercermin dalam kritik Ganjar, tetapi juga dalam pidato Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang diinterpretasikan oleh Dosen Ilmu Politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, sebagai pertanda bahwa keduanya kini telah berada pada jalur yang berbeda.

Ujang menyatakan, "Sudah bercerai dan beda haluan dengan Jokowi," pada Senin, 12 November 2023.

Meskipun Megawati menyoroti kekuatan moral, politik, kebenaran, dan politik akal sehat dalam putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi, Ujang mempertanyakan alasan mengapa kritik tersebut baru disampaikan sekarang.

Dia menyarankan bahwa hal ini mungkin terkait dengan pengalaman pahit Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pada Pemilihan Presiden 2019 yang dirasakan oleh PDIP sebagai kerugian.

Seiring langkah Ganjar yang semakin menjauh dari Jokowi, dan dukungan tegas dari Megawati terhadap keputusan Mahkamah Konstitusi, panggung politik Indonesia semakin menegangkan menjelang Pilpres 2024. Kritik dan pertanda-pertanda ini memberikan dinamika baru yang menarik dalam perjalanan demokrasi Tanah Air.



 

KOMENTAR