Gerindra Sebut Langkah Prabowo Berat Karena Terus Dikepung

Sifi Masdi

Thursday, 11-10-2018 | 23:26 pm

MDN
Capres Prabowo Subianto

 

"Partai Gerindra langkah Prabowo Subianto di Pilpres 2019 semakin berat karena dikepung oleh berbagai isu."

 

Jakarta, Inako

Partai Gerindra menyebut Pilpres 2019 jadi yang terberat bagi Prabowo Subianto karena merasa sang capres dikepung. Pernyataan ini menuai pro kontra dan membuat heboh. Seperti apa?

Soal merasa dikepung ini awalnya disampaikan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani saat menanggapi kasus hoax Ratna Sarumpaet. Muzani menjawab pertanyaan wartawan terkait harapan koalisi Prabowo atas kasus yang menyeret elitenya. 

"Kami merasakan terus terang ini adalah bobot terberat beliau (Prabowo) menjadi calon presiden. Jadi kami merasa bahwa Prabowo saat ini dikepung," kata Muzani di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (10/10/2018).

Muzani mencontohkan Pilpres 2009 yang tidak ada pengerahan kepala daerah untuk mendeklarasikan dukungan kepada salah satu calon seperti sekarang. Selain itu, 'kepungan' lain, menurut Muzani, bersumber dari hasil berbagai lembaga survei. 

Pernyataan Muzani langsung ditanggapi oleh PPP. PPP menganggap Gerindra sedang berdrama dengan klaim terkepung itu. Munurut PPP, pernyataan itu tak mendasar dan halusinasi.

"Klaim Gerindra bahwa Pilpres 2019 Prabowo dikepung merupakan pernyataan dramatis dan tidak mendasar. Secara formal, pencalonan Prabowo-Sandi telah memenuhi persyaratan pencalonan presiden (presidential threshold) 20 persen," kata Waketum PPP Arwani Thomafi dalam keterangannya, Kamis (11/10/2018).

Sementara, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pariera menilai Gerindra memakai strategi playing victim, yaitu menempatkan diri seolah menjadi korban.

"Kali ini cerita Prabowo dikepung jelas ini juga model strategi playing victim dengan mengembangkan cerita palsu untuk menarik simpati masyarakat masyarakat," kata Hugo kepada wartawan, Kamis (11/10).

Golkar juga menepis pernyataan Muzani itu. Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyatakan kubunya berkompetisi secara sehat.

"Kita berkompetisi secara sehat. Penyelenggara pemilu juga independen. Semua diberi kesempatan yang sama untuk berkampanye," ujar Ace.

 

 

KOMENTAR